kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Perbankan meracik strategi untuk memacu kredit ekspor-impor di tengah perang dagang


Jumat, 23 Agustus 2019 / 16:02 WIB
Perbankan meracik strategi untuk memacu kredit ekspor-impor di tengah perang dagang
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Bank Negara Indonesia (BNI)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang antar Amerika Serikat (AS) dan China jadi tantangan perbankan dalam negeri dalam menyalurkan kredit ekspor impor. Maklum kedua negara itu merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia.

Kendati begitu, bank akan tetap menyiapkan strategi guna bisa memacu kredit di segmen ini. PT Bank Negara Indonesia Tbk misalnya memilih untuk semakin aktif melakukan pendampingan pada eksportir di Indonesia.

Baca Juga: Dompet elektronik asing menyerbu Tanah Air

Di samping itu, BNI juga akan semakin mengaktifkan kantor cabangnya di luar negeri seperti di Singapora, Hongkong, Tokyo, Seoul, London, New York melakukan pembiayaan trade finance ke perusahaan di luar negeri.

Dengan begitu, Direktur Tresudri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo menyakini, kredit ekspor impor perseroan masih akan tumbuh dengan baik. "Kami tetap menargetkan pertumbuhan 36,5% sampai akhir tahun," ujarnya pada Kontan.co.id, Rabu (21/8).

Hingga akhir Juli 2019, berkode saham BBNI (anggota indeks Kompas100) ini mencatatkan penyaluran kredit ekspor impor tumbuh 40,6% yeear on year (yoy). Mayoritas kredit mengalir ke perusahaan trading dan manufaktur yang berorientasi ekspor.

Baca Juga: Bank-bank besar semakin aktif menyalurkan kredit lewat skema sindikasi

Sedangkan Bank mandiri hanya mencatatkan pertumbuhan satu digit hingga Juli yakni 9,4% yang ditopang oleh peningkatan volume impor sebesar 28,2%.Sedangkan pertumbuhan volume ekspor masih tercatat stagnan.

Menurut Rohan Hapas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, perang dagang terutama akan berdampak pada ekspor di sektor berbasis komoditas, alat berat dan otomotif.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×