kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbankan pelat merah anggota Himbara pasang target moderat di tahun politik


Selasa, 15 Januari 2019 / 19:41 WIB
Perbankan pelat merah anggota Himbara pasang target moderat di tahun politik


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Perbankan milik negara yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mematok target pertumbuhan moderat tahun ini. Hal ini sejaan dengan tahun politik dimana sebagian pelaku bisnsi masih dalam posisi wait and see terkait hasil pemilu.

Ketua Himbara Maryono mengatakan perbankan pelat merah masih melihat ada beberapa faktor domestik juga terbilang cukup positif di tahun politk ini. "Seperti inflasi terkendali, APBN yang kredibel. Namun ada juga tahun politik, dimana kebanyakan investor menunggu hasilnya," katanya  dalam Rapat Dengar Pendapat Umum Himpunan Bank Milik Negara dengan Komisi XI DPR, Selasa (15/1). 

Maryono melanjutkan, di tengah ketatnya likuditas di 2019, Himbara akan terus meningkatkan dana yang dihimpun dari masyarakat. Namun, tak terbatas dari Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk (BBTN) ini  menargetkan pada 2019 perseroan bisa menyalurkan kredit di kisaran 12%-15%, kemudian DPK di kisaran 12%-15%, dan Non Performing Loan (NPL) atawa kredit macet di kisaran 1,9%-2,1%.

Untuk performa 2018 hingga November, BTN telah menyalurkan kredit sebesar Rp 207,22 triliun, meningkat 17,83% (yoy) dibandingkan November 2017 sebesar Rp 175,86 triliun.

Sementara DPK hingga November 2018 mencapai Rp 189,22 triliun, meningkat 19,09% (yoy) dibandingkan November 2017 sebesar Rp 158,88 triliun. Sedangkan posisi NPL BTN pada September 2018 berada di level 2,65%, menurun dibandingkan September 2017 sebeaar 3,07%.

Hal lain justru diungkapkan oleh Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI) Suprajarto. Ia mengatakan, BBRI sejak awal 2019 telah melakukan pencairan (disbursed) kredit.

"Cara kerja BRI mungkin agak berbeda, sejak awal tahun kami speednya sama, agar akhir tahun kami bisa mengoreksi hal-hal yang belum tercapai. Awal tahun ini juga sidah mulai disbursee," katanya dalam kesempatan yang sama.

Untuk tahun ini, bank yang fokus ke kredit UMKM ini menargetkan bisa menyalurkan kredit dengan pertumbuhan 12%-14%, sementara penghimpunan DPK ditarget bertumbuh 11%-13%, dan NPL bisa ditekan di kisaran 1,9%-2,1%. "Target pastinya belum ada, tapi more or less memang seperti yang disampaikan tadi," lanjutnya.

Hingga November 2018, BBRI berhasil menghimpun DPK sebesar Rp 862,69 triliun, meningkat 14,74% (yoy) dibanding November 2017 sebesar Rp 751,74 triliun. Sedangkan penyaluran kredit hingga November 2018 sebesar Rp 783,33 triliun, meningkat 14,97% (yoy) dibandingkan November 2017 sebesar Rp 680,97 triliun. Sementara posisi NPL BBRI hingga September 2018 berada di level 2,5%, meningkat dibandingkan posisi September 2017 sebesar 2,23%.

Direktur Utama PT Bank Mandiri (persero) Tbk (BMRI) Kartika Wiroatmodjo menelisik hal lain. Ia mengimbau agar perbankan dapatenjaga rasio kredit macet. Maklum, diantara tiga anggota Himbara lain, Mandiri memang punya rasio NPL terbesar.

"NPL kami memang paling besar, namun dua hingga tiga tahun belakangan mulai membaik. Ini akibat dari perlambatan komoditas, khususnya batubara pada 2013 hingga 2014 yang baru termitigasi. Ke depan kita mesti waspada terhadap harga komoditas, karena ini yang paling berdampak kepada NPL," kata pria yang akrab disapa Tiko ini.

Untuk tahun ini, Mandiri menargetkan dapat meraih pertumbuhan penyaluran kredit 12%-13%, kemudian pertumbuhan DPK di kisaran 11%-12%, dan NPL di angka 2,6%-2,65%.

Sementara hingga November 2018, perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp 685,12 triliun, meningkat 13,94% (yoy) dibandingkan November 2017 sebesar Rp 601,27 triliun. DPK pada November 2018 terhimpun Rp 748,16 triliun, meningkat 8,27% (yoy) dibandingkan November 2017 sebesar Rp 691,00 triloun.

Sementara NPL hingga September 2018 berada di level 3,04%, menurun dibandingkan November 2017 sebeaar 3,74%.

Sementara satu lagi anggota Himbara yaitu BBTN menargetkan oertumbuhan kredit berkisar 13%-15%, kemudian DPK dipatok bertumbuh antara 12%-14%, dan NPL dibidik 1,9%-2%.

Sedangkan hingga November 2018, BNI telah berhasil menyalurkannya kredit sebesar Rp 469,01 triliun, meningkat 15,40% (yoy) dibandingkan November 2017 yang menyalurkan Rp 406,09 triliun.

Sementara pemupukan DPK mencapai Rp 522,06 triliun, meningkat 15,61% (yoy) dibandingkan November 2017 sebesar Rp 451,56 triliun. Kemudian posisi NPL BNI pada September 2018 sebesar 2,01%, menurun dibandingkan September 2017 sebesar 2,75%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×