Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
Direktur Utama PT Bank Mandiri (persero) Tbk (BMRI) Kartika Wiroatmodjo menelisik hal lain. Ia mengimbau agar perbankan dapatenjaga rasio kredit macet. Maklum, diantara tiga anggota Himbara lain, Mandiri memang punya rasio NPL terbesar.
"NPL kami memang paling besar, namun dua hingga tiga tahun belakangan mulai membaik. Ini akibat dari perlambatan komoditas, khususnya batubara pada 2013 hingga 2014 yang baru termitigasi. Ke depan kita mesti waspada terhadap harga komoditas, karena ini yang paling berdampak kepada NPL," kata pria yang akrab disapa Tiko ini.
Untuk tahun ini, Mandiri menargetkan dapat meraih pertumbuhan penyaluran kredit 12%-13%, kemudian pertumbuhan DPK di kisaran 11%-12%, dan NPL di angka 2,6%-2,65%.
Sementara hingga November 2018, perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp 685,12 triliun, meningkat 13,94% (yoy) dibandingkan November 2017 sebesar Rp 601,27 triliun. DPK pada November 2018 terhimpun Rp 748,16 triliun, meningkat 8,27% (yoy) dibandingkan November 2017 sebesar Rp 691,00 triloun.
Sementara NPL hingga September 2018 berada di level 3,04%, menurun dibandingkan November 2017 sebeaar 3,74%.
Sementara satu lagi anggota Himbara yaitu BBTN menargetkan oertumbuhan kredit berkisar 13%-15%, kemudian DPK dipatok bertumbuh antara 12%-14%, dan NPL dibidik 1,9%-2%.
Sedangkan hingga November 2018, BNI telah berhasil menyalurkannya kredit sebesar Rp 469,01 triliun, meningkat 15,40% (yoy) dibandingkan November 2017 yang menyalurkan Rp 406,09 triliun.
Sementara pemupukan DPK mencapai Rp 522,06 triliun, meningkat 15,61% (yoy) dibandingkan November 2017 sebesar Rp 451,56 triliun. Kemudian posisi NPL BNI pada September 2018 sebesar 2,01%, menurun dibandingkan September 2017 sebesar 2,75%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News