Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
"Pengembangan digital juga harus ke perusahaan, baik itu UMKM ataupun perusahaan, untuk hasilkan layanan digital yang maksimal," terangnya saat ditemui di Jakarta, Jumat (6/12).
Secara terpisah, Head of Strategy and Innovation OCBC NISP Ka Jit menambahkan prioritas perseroan ke depan antara lain juga akan mengembangkan open API. Tak lain agar nasabah korporasi lebih terkoneksi dan terintegrasi serta mendorong ekosistem digital. "Fokusnya bukan hanya transformasi digital, tapi ekosistem digital terutama perubahan perilaku customer," katanya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perseroan juga akan meningkatkan capex TI di tahun depan sebanyak 50%. "Mungkin di tahun ini yang belum jadi digunakan, akan dipakai di tahun depan," kata Parwati menambahkan.
Sementara itu, bank raksasa lainnya yakni PT Bank Mandiri Tbk mengungkap ada beberapa upaya pengembangan layanan digital yang akan dirilis tahun ini.
Baca Juga: BI sempurnakan aturan untuk tingkatkan efektivitas DHE, ini tanggapan ekonom
Senior Vice President Transaction Banking and Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi menjelaskan bahwa pihaknya saat ini sedang menunggu lampu hijau dari regulator, salah satunya terkait kerjasama penerimaan transaksi uang elektronik yang diterbitkan oleh negara asing (cross border wallet) dan direct debit (pembayaran menggunakan source of fund kartu debit Bank Mandiri).
Tak berhenti sampai di situ, bank berlogo pita emas ini juga bakal merilis dan mengembangkan bisnis digital perusahaan. Utamanya inovasi di tahun depan bakal meliputi pengembangan Mandiri Online dengan teknologi biometrik, tarik tunai tanpa kartu, hingga pengajuan kartu kredit secara daring.
Thomas juga mengisyaratkan, inisiatif digital Bank Mandiri di tahun 2020 juga meliputi layanan pengambilan dana tunai lewat kartu kredit (power cash), penerbitan QR hingga portal API untuk korporasi atau mitra perusahaan.