Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
Bank Mega juga berharap dari sektor ritel dan komersil yang mulai bertumbuh. Sebab, tahun lalu masih mengalami pertumbuhan negatif. Selain itu Bank Mega juga mengharapkan pertumbuhan dari sektor kartu kredit.
"Kalau kita lihat dari sektor korporasi dan komersial, beberapa pipeline yang kita harapkan bisa tumbuh diantaranya konstruksi terutama pada proyek-proyek strategis nasional yang dijamin oleh pemerintah, khususnya kepada BUMN dengan rating dan kondisi keuangan yang solid," ujar Madi.
Ia menyatakan, proyek-proyek ini tentu membutuhkan pembiayaan dan bisa dipenuhi secara bilateral ataupun juga sindikasi dengan beberapa pihak lain. Selain proyek BUMN masih terdapat proyek swasta yang sifatnya baru, penambahan kapasitas.
Lalu ada sektor pertambangan dan sebagainya yang dapat menunjang pertumbuhan kredit secara signifikan. Bank Mega juga akan meningkatkan porsi kredit UMKM Bank Mega melalui cabang-cabang yang ada.
"Dan tahun ini kami yakin dapat menjadi tahun pertumbuhan Kembali karena kondisi pandemi lebih baik dibandingkan tahun lalu. Sehingga sektor real kita dapat juga ikut tumbuh, baik itu melalui supply chain ataupun melalui end user debitur-debitur ataupun melalui perantara seperti perusahaan-perusahaan pembiayaan," kata Madi.
Asal tahu saja, di tahun 2021, Bank Mega mencatat pertumbuhan kredit sebesar 25,14% menjadi Rp 60,68 triliun dari Rp 48,59 triliun di tahun 2020. Pertumbuhan kredit tersebut jauh di atas pertumbuhan industri perbankan yang tercatat hanya sebesar 5,21% yoy.
Kredit korporasi merupakan segmen kredit dengan pertumbuhan terbesar yaitu meningkat 52,36% menjadi Rp 39,93 triliun dari Rp 26,21 triliun pada tahun 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News