Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank swasta optimistis penyaluran kredit akan lebih baik. Berbagai strategi telah dipersiapkan bank - bank swasta besar ini untuk meningkatkan kinerja tahun ini.
PT Bank Permata Tbk (BNLI) misalnya, mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 108,92 triliun, naik 5,43% yoy. Diikuti peningkatan pembiayaan 12,98% yoy menjadi Rp 16,54 triliun pada tahun 2021.
Direktur Utama PermataBank Chalit Tayjasanant mengatakan, peningkatan kredit tersebut berkat pertumbuhan kredit Korporasi 12% yoy dan KPR 22% yoy pada 2021. Dari realisasi itu, ia bank berharap kinerja tahun ini juga tumbuh positif.
"Sebagai bagian dari Bangkok Bank Group yang merupakan bank korporasi terkuat di Thailand, PermataBank akan terus mempercepat pertumbuhannya dengan memanfaatkan kolaborasi dengan skala dan keahlian Bangkok Bank," kata Chalit dalam paparan kinerja PermataBank 2021, Selasa (15/3).
Baca Juga: Pendanaan Dari Bank untuk Multifinance Mulai Mengalir
Hal ini dibarengi peningkatan share of wallet bank dalam pengelolaan trade & cash, memenangkan klien korporat dan konglomerasi baru di Indonesia, serta terus membangun hubungan yang baik melalui pertumbuhan kredit yang prudent dan sehat.
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menargetkan pertumbuhan kredit bisa mencapai 6% - 8% di 2022. Presiden Direktur Bank BCA, Jahja Setiatmadja sengaja memasang target konservatif karena ada beberapa faktor yang dipertimbangkan.
"Jangan terlalu agresif karena banyak faktor perkreditan seperti mobilitas masyarakat yang diharapkan bisa kembali normal, suku bunga, likuiditas yang ada, bagaimana NPL, bagaimana LAR terkendali atau tidak," kata Jahja.
Jika itu semua terkendali, Jahja yakin penyaluran kredit Bank BCA bisa melebihi target. Terlebih, fundamental ekonomi cukup bagus, suku bunga naik tidak terlalu tinggi, NPL bisa dikendalikan dan LAR menurun.
Untuk mencapai target tersebut, beberapa strategi telah dipersiapkan Bank BCA. Pertama, mempertahankan sistem pembayaran yang andal dan terpercaya. Misalnya, nasabah bisa menghubungi Halo BCA jika ada masalah.
Baca Juga: BCA Catat Transaksi BCA Expoversary 2022 Offline Capai Rp 2,6 Triliun
Kedua, menyediakan beragam produk kredit, khususnya bagi segmen korporasi potensial seperti infrastruktur, komoditas dan telekomunikasi. Untuk kredit konsumen, menyasar segmen kredit menengah (SMI) dan komersil yang memiliki prospek bagus.
PT Bank Mega Tbk (MEGA) juga optimistis pertumbuhan bisnis akan berlanjut di tahun ini. Direktur Kredit Bank Mega Madi D. Lazuardi optimistis, kredit akan tumbuh 11,6% yoy atau setara Rp 7,1 triliun di 2022.
"Angka Rp 7,1 triliun ini merupakan angka pertumbuhan net karena kita banyak melakukan repayment-repayment yang sudah kita antisipasi sehingga angka tersebut dapat tercapai. Strategi pertumbuhan kredit dititikberatkan pada segmen korporasi masih menjadi andalan," ujar Madi.
Bank Mega juga berharap dari sektor ritel dan komersil yang mulai bertumbuh. Sebab, tahun lalu masih mengalami pertumbuhan negatif. Selain itu Bank Mega juga mengharapkan pertumbuhan dari sektor kartu kredit.
"Kalau kita lihat dari sektor korporasi dan komersial, beberapa pipeline yang kita harapkan bisa tumbuh diantaranya konstruksi terutama pada proyek-proyek strategis nasional yang dijamin oleh pemerintah, khususnya kepada BUMN dengan rating dan kondisi keuangan yang solid," ujar Madi.
Ia menyatakan, proyek-proyek ini tentu membutuhkan pembiayaan dan bisa dipenuhi secara bilateral ataupun juga sindikasi dengan beberapa pihak lain. Selain proyek BUMN masih terdapat proyek swasta yang sifatnya baru, penambahan kapasitas.
Lalu ada sektor pertambangan dan sebagainya yang dapat menunjang pertumbuhan kredit secara signifikan. Bank Mega juga akan meningkatkan porsi kredit UMKM Bank Mega melalui cabang-cabang yang ada.
"Dan tahun ini kami yakin dapat menjadi tahun pertumbuhan Kembali karena kondisi pandemi lebih baik dibandingkan tahun lalu. Sehingga sektor real kita dapat juga ikut tumbuh, baik itu melalui supply chain ataupun melalui end user debitur-debitur ataupun melalui perantara seperti perusahaan-perusahaan pembiayaan," kata Madi.
Asal tahu saja, di tahun 2021, Bank Mega mencatat pertumbuhan kredit sebesar 25,14% menjadi Rp 60,68 triliun dari Rp 48,59 triliun di tahun 2020. Pertumbuhan kredit tersebut jauh di atas pertumbuhan industri perbankan yang tercatat hanya sebesar 5,21% yoy.
Kredit korporasi merupakan segmen kredit dengan pertumbuhan terbesar yaitu meningkat 52,36% menjadi Rp 39,93 triliun dari Rp 26,21 triliun pada tahun 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News