kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,20   6,85   0.74%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan tetap akan memacu kredit sektor manufaktur


Selasa, 14 Januari 2020 / 21:18 WIB
Perbankan tetap akan memacu kredit sektor manufaktur


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan masih terbuka melakukan pembiayaan di sektor industri pengolahan atau manufaktur tahun ini meskipun tahun sebelumnya banyak kredit bermasalah yang berasal dari sektor itu. Bahkan sebagian optimis penyaluran kredit sektor ini bisa tumbuh lebih tinggi pada tahun 2020 dibandingkan tahun lalu.

Pada kuartal IV 2019, ekspansi industri manufaktur mengalami perlambatan. Data Bank Indonesia (BI), Prompt Manufacturing Index (PMI) hanya tercatat 51,5%. Itu lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tercatat 52,04%. Ekspansi industri pada kuartal itu terjadi pada sebagian besar subsektor dengan ekspansi tertinggi pada industri semen dan barang galian nonlogam.

Baca Juga: Agen BRILink sumbang pendapatan komisi Rp 788 miliar bagi BRI

BI memperkirakan ekspansi manufaktur pada kuartal I 2020 akan lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. PMI di periode itu diprediksi akan naik ke level 52,73% dimana ekpansi tertinggi diperkirakan terjadi pada industri semen dan barang galian nonlogam, lalu diikuti dengan peningkatan kinerja pada industri barang kayu dan hasil hutan lainnya, serta industri makanan, minuman dan tembakau.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya masih akan terbuka terhadap peluang penyaluran kredit ke sektor industri pengolahan. EVP Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan, bank swasta terbesar di tanah air itu menargetkan kredit di sektor ini bisa tumbuh di kisaran target kredit secara keseluruhan tahun ini yakni 7%-8%.

"Tentunya dalam menyalurkan kredit tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian serta mengutamakan penyaluran kredit kepada nasabah yang memiliki rekam jejak yang baik dan memiliki prospek bisnis yang baik dan potensial," kata Hera pada Kontan.co.id, Selasa (14/1).

Hera menegaskan, dalam menyalurkan kredit BCA tetap melakukan diversifikasi pada berbagai sektor ekonomi sehingga dapat meminimalisasi risiko konsentrasi kredit pada sektor tertentu. Adapun outstanding kredit bank ini ke industri pengolahan per September 2019 tercatat sebesar Rp 115,57 triliun atau tumbuh 9,2% year on year (YoY).

Baca Juga: Bank digital bikin perebutan dana makin sengit

Bank OCBC NISP juga tetap membuka diri terhadap sektor manufaktur. Bahkan, bank ini memperkirakan penyaluran kredit di sektor tersebut akan tumbuh lebih tinggi dari tahun 2019 yang pertumbuhannya cenderung flat.

"Kami melihat sektor manufaktur akan positif terhadap pertumbuhan kredit tahun 2020. Pertumbuhannya ditargetkan akan lebih baik dari 2019, namun masih akan cenderung single digit," kata Presiden Direktur Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja.




TERBARU

[X]
×