kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Perbankan waspadai kredit macet dari bencana Kelud


Jumat, 14 Februari 2014 / 20:16 WIB
Perbankan waspadai kredit macet dari bencana Kelud
ILUSTRASI. Garam


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Industri perbankan mengantisipasi adanya kredit macet akibat bencana alam meletusnya Gunung Kelud, di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Antisipasinya berupa keringanan pembayaran kredit melalui perpanjangan masa kredit.

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Gatot M. Suwondo mengatakan, bencana letusan Gunung Kelud berpotensi menimbulkan kredit macet. "Kemungkinan pasti ada kredit macet seperti di Kediri dan Jawa Tengah (Yogyakarta) yang terkena imbas abu vulkanik dari Gunung Kelud," ujar Gatot di Gedung BNI, Jakarta, Jumat (14/2).

Karena itu, bank pelat merah ini akan memberikan keringanan kepada para debitur yang merupakan korban bencana letusan Gunung Kelud. Caranya seperti perpanjangan pembayaran kredit misalnya.

"Kami akan lihat. Tapi seperti di Simalungun, Sumatera Utara, kami sudah berikan keringanan. Bisa berupa perpanjangan pengembalian dan diskon," jelas Gatot.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Windu Louis Sudarmana menyatakan, terdapat kekhawatiran timbulnya kredit macet di wilayah bencana. Sebab, menurutnya, debitur Bank Windu sebagian besar merupakan pelaku Usaha Kelas Menengah (UKM).

Ia menjelaskan, bentuk keringanan yang diberikan kepada pelaku UKM adalah dengan keringanan perpanjangan jatuh tempo kredit yang tadinya satu tahun menjadi tiga tahun.

"Kalau keadaan begini terus, kecenderungannya pasti ada kredit macet. Tapi sejauh ini baik-baik saja. Bank mau tidak mau harus memberikan keringanan kepada pelaku usaha yang menjadi korban bencana karena mereka perlu pemulihan," jelasnya.

Louis merinci, mayoritas pengusaha di Jawa Timur merupakan sektor UKM yang penyaluran pembiayaannya kebanyakan dari Bank Windu. Menurut Louis, porsi UKM dua kali lipatnya sampai 38% dari porsi nasional sebesar 19%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×