Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Situasi ekonomi global maupun domestik jadi salah satu faktor penentu perkembangan kredit ekspor dan impor perbankan.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, saat ini perkembangan perekonomian global relatif tumbuh lebih baik dari perkiraan sebelumnya, khususnya untuk perekonomian negara maju. Hal tersebut juga turut berpengaruh penyaluran kredit ekspor impor.
“Amerika Serikat, salah satu tujuan utama ekspor beberapa komoditas manufaktur Indonesia seperti garmen, alas kaki, dan furniture, diperkirakan tumbuh lebih baik tahun ini.” ujar Josua kepada Kontan (17/5).
Merujuk data OJK, kredit impor tercatat naik sebesar 19,0% secara YoY pada Februari 2024. Pertumbuhan kredit ini, menurut Josua, sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi Indonesia juga peran Indonesia dalam rantai perdagangan global.
Baca Juga: Laju Kredit Konsumsi Perbankan Terancam Tersendat Lesunya Daya Beli Masyarakat
Pada kuartal I-2024, beberapa sektor yang terkait dengan ekspor, menurut Josua, sudah mencatatkan pertumbuhan, setelah sebelumnya kontraksi pada tahun 2023. Adapun sektor itu adalah tekstil dan garmen, alas kaki, dan furniture yang masing-masing mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,6% YoY, 5,9% YoY dan 1,7% YoY pada kuartal I-2024 ini.
“Hal ini mengindikasikan permintaan dari ketiga sub-sektor tersebut mulai pulih secara gradual. Hal ini tentu berpotensi meningkatkan permintaan terhadap kredit ekspor.” ucap Josua.
Sebagai informasi OJK mencatat per Februari 2024 penyaluran kredit bank umum untuk orientasi ekspor mencapai Rp 183,62 triliun atau naik dari Rp 180,64 triliun per Februari 2023. Sementara itu di periode yang sama kredit bank umum untuk orientasi impor mencapai Rp 100,71 triliun, tumbuh dari Rp 84,62 triliun di Februari 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News