Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dalam analisis uang beredar yang dirilis pada Juli 2018 menyebutkan, kredit perbankan tumbuh sebesar 11% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 4.989,8 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi sedikit dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,5% yoy.
Bila dirinci, BI menyebutkan pertumbuhan kredit ini mayoritas ditopang dari kenaikan kredit pada sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR). Secara total, BI mencatat sektor ini meningkat 5,26% per Juli 2018 menjadi Rp 1.035,9 triliun.
Meski terus mencatatkan pertumbuhan, kenaikan kredit pada sektor PHR ini terbilang lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya. Pada bulan Juni 2018 lalu pertumbuhan kredit di sektor ini mencapai 8,73%.
Kendati demikian, sejumlah bank besar mencatat pertumbuhan kredit cukup tinggi pada sektor PHR. Di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya, kredit sektor PHR pada Juni 2018 tumbuh 21%.
Sekretaris Perusahaan BRI Bambang Tri Baroto mengatakan, pertumbuhan kredit tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan bulan Juni 2017 yang hanya tumbuh sekitar 7,6%.
BRI optimistis, ke depan sektor PHR masih memiliki ruang untuk bertumbuh terutama dari sisi permintaan kredit seiring perbaikan ekonomi. "Membaiknya pertumbuhan kredit di sektor ini akan sejalan dengan membaiknya tingkat pertumbuhan konsumsi masyarakat Indonesia," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (4/9).
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan konsumsi masyarakat sepanjang kuartal II 2018 mencapai 5,14%. Pertumbuhan ini merupakan yang paling tinggi sejak tahun 2014 lalu.
"Hingga akhir tahun, BRI optimistis sektor PHR akan tetap kuat seiring dengan terjaganya daya beli masyarakat Indonesia yang disebabkan masih terjaganya harga di beberapa komoditas," kata Bambang.
Selain itu, realisasi pencairan anggaran pemerintah pun akan berdampak pada kenaikan daya beli masyarakat serta masih banyaknya perhelatan event Internasional yang diadakan di Tanah Air yang mampu mendongkrak sektor ini.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga melihat peluang kenaikan kredit sektor PHR masih terbuka lebar. Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, pada Juli 2018 lalu, BNI membukukan pertumbuhan kredit sektor PHR sebesar 11%.
Jumlah ini sudah hampir dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan kenaikan kredit sektor PHR secara industri. "Ke depannya, dengan keyakinan ekonomi makro relatif stabil, diproyeksikan kredit pada sektor ini masih dapat tumbuh dengan baik sampai dengan akhir tahun," kata Anggoro.
Di bank kecil seperti PT Bank Dinar Indonesia Tbk, kredit sektor PHR terutama perdagangan justru melambat dalam beberapa bulan terakhir. Meski tak merinci, Direktur Utama Bank Dinar Hendra Lie menyebut, pelambatan itu lantaran nasabah perseroan di sektor perdangan kini tengah mengalami kesulitan melakukan penjualan.
"Terlihat permintaan kredit di sektor perdagangan kalau di Bank Dinar masih melambat, dari informasi nasabah yang berkecimpung di sektor ini daya belinya menurun," ungkapnya. Sektor perdagangan masih menjadi andalan bagi Bank Dinar, dengan total porsi kredit sebesar 30,8% terhadap total kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News