kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Perkuat Keamanan Siber dan Layanan Digital, BRI Tingkatan Capex IT Tahun Ini


Senin, 09 Januari 2023 / 15:45 WIB
Perkuat Keamanan Siber dan Layanan Digital, BRI Tingkatan Capex IT Tahun Ini
ILUSTRASI. Warga melintas di depan kantor pusat Bank BRI Jakarta (18/11/2022)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) terkait terkait teknologi dan informasi (TI) tahun ini. Jika tahun anggarannya mencapai Rp 4,5 triliun, pada 2023 investasinya disiapkan naik 10%.

Arga M. Nugraha, Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI mengatakan, anggaran capex akan digunakan secara bijak dan berimbang dalam pengembangan layanan digital dan penguatan sistem TI sehingga bisa meningkatkan layanan pada nasabah yang jumlahnya sangat besar.

BRI akan memastikan system IT BRImo siap mendukung pertumbuhan transaksi yang yang pesat. Tahun lalu, volume transaksinya sudah tembus Rp 2.000 triliun. Super app tersebut sudah melayani 3.000 transaksi per detik.

“Kami akan terus menyiapkan kapasitas BRimo. Back-end system kami misalnya sanggup meng-handle hingga lebih dari 7.500 transaksi per detik. Ini akan ditunjang juga oleh penguatan arsitektur digital kami di sisi surrounding systems dan akan kami pastikan hal ini untuk menjaga keandalan layanan digital kami,” kata Arga pada Kontan.co.id baru-baru ini.

Baca Juga: OJK Terbitkan POJK Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Untuk mengantisipasi peningkatan kejahatan perbankan yang semakin beradaptasi dengan perkembangan digital, Arga bilang, kemampuan sistem, aplikasi, dan jaringan BRI sudah sangat kuat dalam menghadapi serangan dari luar. Sehingga skema-skema kejahatan yang dilakukan fraudster adalah dari sisi manusia yang terjadi akibat adanya gap literasi digital.

Oleh karena itu, BRI kini semakin memperkuat edukasi pada nasabah. BRI mengerahkan para Insan BRILiaN untuk berfungsi menjadi penyuluh digital yang menularkan tidak hanya penggunaan alat-alat transaksi digital tetapi juga risiko-risiko yang datang bersamanya.

"Dari aspek teknologi, kami senantiasa melakukan peningkatan kapasitas digital talents kami untuk bisa menguasai keadaan melalui sertifikasi-sertifikasi keamanan siber yang relevan. Kami juga memantaskan diri kami terhadap sertifikasi keamanan dan standar-standar di bidang itu yang dikeluarkan berbagai institusi kenamaan," kata Arga. 

BRI telah mengalokasikan sekitar 12% dari total anggaran TI untuk menjaga dan meningkatkan ketahanan dan keamanan siber guna melindungi sistem BRI dan data nasabah dari serangan siber. Ia bilang, alokasi itu sejalan dengan rata-rata alokasi anggaran keamanan siber dunia yang sekitar 12%-13%dari total anggaran TI. 

"Dari pengalaman penyerapan tahun lalu yang mencapai hampir 100% dari keseluruhan anggaran pengamanan TI, kami dapat menyimpulkan bahwa alokasi tersebut telah tepat guna dan memberikan impact yang signifikan dalam pengamanan siber perusahaan, serta memenuhi aturan yang telah ditetapkan baik oleh OJK maupun pihak Regulator lainnya." lanjutnya. 

Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merilis aturan baru untuk mendukung ketahanan dan keamanan siber perbankan umum di Tanah Air. Itu tertuang dalam Surat Edaran OJK (SEOJK) Nomor 29/SEOJK.03/2022 yang diterbitkan pada 27 Desember 2022. 

Ada delapan poin yang diatur dalam SE ketahanan dan keamanan siber tersebut. Pertama, penilaian risiko inheren terkait keamanan siber. Kedua, penerapan manajemen risiko terkait keamanan siber. Ketiga, penerapan proses ketahanan siber.

Baca Juga: Bank Sumut Bidik Naik Kelas Jadi KBMI 2 dengan Modal Inti Rp 6 Triliun Usai IPO

Lalu keempat, penilaian tingkat maturitas keamanan siber. Kelima, tingkat risiko keamanan siber. Keenam, pengujian keamanan siber. ketujuh, unit dan fungsi yang menangani ketahanan dan keamanan siber. Kedelapan, laporan insiden siber. 

Arga bilang, kegiatan-kegiatan yang diatur dalam SE OJK Ketahanan dan Keamanan Siber bukanlah hal yang baru bagi BRI. Proses manajemen risiko siber sudah berjalan sebelumnya dengan adanya unit kerja yang spesifik menangani hal-hal terkait information security dan digital risk

"Pengujian terhadap keamanan siber BRI juga telah rutin dan menjadi bagian integral dalam pengembangan dan operasional sistem BRI. BRI juga telah memiliki Tim CISRT tersertifikasi BSSN yang siap menangani dan melakukan pelaporan insiden sesuai dengan SEOJK tersebut," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×