Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tahun 2013, pasar bisnis kartu prabayar di Indonesia bakal semakin sesak pada tahun ini. Tak lama lagi, Bank Permata segera merilis kartu prabayar atau e-money yang bisa digunakan untuk berbagai transaksi.
Lauren Sulistiawati, Direktur Retail Banking Bank Permata mengatakan, pihaknya sudah mengajukan izin penerbitan kartu prabayar tersebut ke Bank Indonesia (BI) dalam Rencana Bisnis Bank 2013. Diharapkan rencana itu bisa terealisasi pada awal tahun ini.
“Sedang disempurnakan, semoga awal tahun ini sudah bisa meluncur,” ujarnya kepada KONTAN. Selain menunggu izin penerbitan dari BI, Permata juga masih melakukan sejumlah persiapan. Salah satunya, menjalin kerjasama dengan beberapa merchant untuk menerima pembayaran elektronik kartu prabayar Bank Permata.
Bank Permata tertarik terjun ke bisnis ini karena melihat peluang besar di pasar ritel, sehingga penggunaan kartu prabayar ke depan semakin besar. Bisnis ini diharapkan juga akan mampu memupuk pengendapan dana nasabah dengan biaya relatif murah.
Bank Permata memang sedang mengincar pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) terutama yang murah, seperti tabungan. Pada Oktober 2012 bank patungan Astra dan Standard Chartered ini kembali meluncurkan Permata Famillionaire.
Lauren bilang, sejak meluncur Juni 2010, Permata Famillionaire meningkatkan jumlah nasabah dana murah hingga 71%, sedangkan DPK naik 75%. Sejatinya, bagi Bank Permata, bisnis prabayar bukan hal baru. Dulu, salah satu leluhur yang kini merger di Permata, yakni Bank Bali sudah memperkenalkan e-Wallet.
Kartu prabayar merupakan salah satu instrumen pembayaran elektronik e-money card base product. Hingga kini, BI sudah menerbitkan 12 izin penerbitan kartu prabayar. Lima diantaranya bank umum, enam lainnya lembaga non-bank dan satu dari bank pembangunan daerah (BPD).
Di industri perbankan, penggunaan kartu prabayar terus meningkat. Bank Mandiri (Persero), salah satunya. Bank ini tercatat telah menerbitkan sekitar 2,2 juta kartu prabayar. Hingga kuartal III 2012 lalu, volume transaksi kartu prabayar Bank Mandiri menembus 20,2 juta atau naik nyaris empat kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, Bank Central Asia (BCA) sudah merilis 3,7 juta kartu Flazz dan Bank DKI mengklaim telah menyebar 280.000 kartu prabayar bertajuk JakCard hingga Agustus 2012. Volume transaksi JakCard mencapai 1,4 juta setiap tahun dengan nilai transaksi rata-rata Rp 4,5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News