Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melaporkan, kebutuhan pembiayaan korporasi pada Februari 2024 meningkat. Hal ini tercermin dari SBT pembiayaan korporasi sebesar 11,1%, lebih tinggi dibanding SBT pada Januari 2024, yakni 6,5%.
Berdasarkan Laporan Survei Pembiayaan Perbankan Februari 2024 BI, pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh peningkatan kebutuhan pada lapangan usaha pertanian, informasi dan komunikasi, serta real estate.
Menurut survei, sumber pembiayaan korporasi terutama berasal dari dana sendiri, yakni mencapai 67,7%, lebih tinggi dibanding Januari 2024. Kemudian, diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik, yakni 9,7%, meski lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Juga dari pembiayaan perbankan dalam negeri, yakni 8,6%, terindikasi meningkat dibanding bulan sebelumnya.
Baca Juga: Penarikan Fasilitas Kredit Akan Naik
"Alasan pemilihan sumber pembiayaan terutama masih dipengaruhi oleh aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana (84,9%) serta biaya berupa suku bunga yang lebih murah (16,1%)," dikutip dari laporan survei, Selasa (26/3).
Kebutuhan pembiayaan korporasi juga terutama digunakan untuk mendukung aktivitas operasional dan membayar kewajiban jatuh tempo.
Sementara itu, BI memproyeksikan tiga bulan yang akan datang, atau Mei 2024 kebutuhan pembiayaan korporasi akan meningkat dengan saldo bersih tertimbang (SBT) 36,2%, lebih tinggi dibanding periode April 2024 (SBT 29,3%).
Peningkatan kebutuhan pembiayaan diperkirakan terjadi pada lapangan usaha informasi dan komunikasi, industri pengolahan, serta penyedia makan minum.
Pertumbuhan pembiayaan korporasi juga terutama digunakan untuk mendukung aktivitas operasional (88,2%) dan membayar kewajiban jatuh tempo yang tidak bisa di-rollover (24,8%).
Baca Juga: Sejarah Baru Bank Banten (BEKS), Untung Setelah Satu Dekade Merugi, Kini Menanti KUB
Responden menyampaikan bahwa pemenuhan kebutuhan dana tiga bulan mendatang mayoritas masih dipenuhi dari dana sendiri (79,1%), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya (70,7%). Diikuti pembiayaan berasal dari pinjaman perusahaan induk (15%), serta pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik dan pengajuan kreedit baru ke perbankan dalam negeri yang keduanya sebesar 13,7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News