Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank dengan layanan digital atau bank digital disebut masih sulit untuk bersaing merambah industri perbankan yang lebih besar. Pasalnya bank digital butuh didukung oleh ekosistem dan fundamental yang kuat untuk dapat bertahan di ketatnya persaingan industri yang kompetitif.
Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiatmadja yang juga merupakan bankir senior menyebut persaingan bank digital sangat kompetitif. Ia memperkirakan akan ada bank-bank digital yang tidak bisa bertumbuh lagi bisnisnya.
"Dalam lima tahun ke depan, itu pasti ada bank-bank digital yang udah enggak bisa growth lagi, artinya hanya mungkin dua atau tiga yang akan still survive dan akan menjadi terus besar. Nah, kelihatannya saya lihat sih, ya sudah jadi kenyataan saat ini," ungkap Jahja belum lama ini.
Baca Juga: Sambut Imlek 2025, BCA Digital Tawarkan Fitur Kelola Angpao
Dukungan ekosistem menurut Jahja penting untuk membangun perkembangan bisnis bank digital. Hal ini juga yang diberikan BCA Group kepada anak usahanya BCA Digital untuk membantu perkembangan bisnisnya.
Lebih lanjut Jahja menyebut, sejak sekitar 6 tahun lalu dari sekitar 15 bank digital yang ada di tanah air, bisa dihitung jari bank digital mana yang dapat diperhitungkan dan bertahan.
"Kami bersyukur, bank digital kami (BCA Digital) sudah bikin profit. Profitnya ada Rp 100 miliar. Nah ini lumayan besar bagi satu small company. Persaingannya keras banget, dan kita have to survive dari persaingan yang keras ini," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama BCA Digital, Lanny Budiati menyatakan, pada tahun 2025, pihaknya akan terus berfokus pada pengembangan bisnis melalui inovasi untuk menghadirkan produk yang relevan dengan kebutuhan nasabah dan meningkatkan kualitas pelayanan yang reliable untuk menjaring nasabah berkualitas serta mendorong jumlah transaksi, dengan tetap memperhatikan efektivitas dan efisiensi biaya.
Di bandingkan bank digital lainnya yang rerata menawarkan bunga di atas 5%, BCA Digital justru menawarkan bunga simpanan di bawah angka tersebut. Terbaru paling tinggi BCA Digital menawarkan bunga 4,75% dengan syarat simpanan di atas Rp 1 miliar. Seiring dengan itu, BCA Digital akan memperbesar penyaluran kredit dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
"Kami juga akan terus mengembangkan dan memperluas skala ekosistem digital blu dengan berkolaborasi dengan lebih banyak mitra strategis. Strategi ini kami rancang demi memperkokoh fundamental perusahaan sekaligus meningkatkan kinerja keuangan BCA Digital yang lebih baik lagi kedepannya," ungkap Lanny kepada Kontan belum lama ini.
Baca Juga: Dirut BCA Digital Buka Suara Soal Isu IPO di 2025
BCA Digital per November 2024 mencatatkan laba bersih sebesar Rp 102,1 miliar. Capaian ini melonjak 338,55% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 23,86 miliar.
Dari sisi fungsi intermediasi, penyaluran kredit BCA Digital sebesar Rp 5,87 triliun, meningkat 29,27% yoy jika dibandingkan periode November 2023 yang sebesar Rp 4,54 triliun.
Sementara sumber pendanaan dari pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 11,1 triliun per November 2024, meningkat 27,46% yoy jika dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 8,71 triliun.
Di sisi lain, Bank Raya Indonesia (Bank Raya) juga memanfaatkan potensi bisnis dari sinergi ekosistem BRI Group yang besar dengan jangkau jaringan nasabah yang luas sebagai strategi untuk bisa bersaing di industri.
Rustarti Suri Pertiwi, Direktur Keuangan Bank Raya menyatakan, ini menjadi strategi bisnis untuk menyasar dan melayani segmen UMKM, lini bisnis yang sama dengan entitas induknya.
"Strategi Bank Raya dalam melakukan ekspansi bisnisnya dengan eksploitasi pengembangan produk digital yang telah dilakukan dengan memaksimalkan menangkap potensi bisnis niche market yang ada di dalam ekosistem BRI Group," ungkap Tiwi, sapaan akrabnya.
Baca Juga: Bank Raya Telah Lakukan Buyback Saham 22 Juta Lembar Saham di 2024
Bank Raya juga akan terus bereksplorasi mengembangkan kolaborasi dengan partner-partner bisnis yang baru dengan terus menerapkan prinsip kehati-hatian. Selain itu, Bank Raya terus melakukan inovasi fitur-fitur produk digital
Bank Raya menargetkan pertumbuhan kredit hingga dua digit, atau di kisaran 7%-11% pada tahun 2025. Dari sisi likuiditas, Bank Raya tetap fokus menjaring dana murah (CASA), dengan terus berinovasi melalui program loyalty serta program undian Pesta Raya yang telah dimulai pada Triwulan IV 2024.
Bank Raya pada Kuartal III-2024 lalu, berhasil mencatatkan laba bersih mencapai Rp 33,9 miliar atau tumbuh 130,9 % yoy. Perolehan laba tersebut, ditopang oleh total outstanding kredit yang tumbuh sebesar 20,7% atau mencapai Rp6,8 triliun.
Selanjutnya: Trump Cabut Regulasi Harga Obat, Jutaan Warga Amerika Terancam Tak Mampu Berobat!
Menarik Dibaca: Kejatuhan Pasar Terjadi Februari 2025, Robert Kiyosaki Sebut Aset Ini bakal Meledak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News