kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Persaingan ketat, bank kecil harus konsisten pertahankan kinerja


Senin, 09 Juli 2018 / 20:22 WIB
Persaingan ketat, bank kecil harus konsisten pertahankan kinerja
ILUSTRASI. Bank Sampoerna


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Panga pasar bank kecil semakin tergerus lantaran persaingan dengan bank besar semakin ketat. Belum lagi, ke depan tantangan semakin berat bagi bank dengan modal kecil dengan pesatnya pertumbuhan bisnis perusahaan teknologi finansial (Tekfin).

Direktur Keuangan PT Bank Sahabat Sampoerna Henky Suryaputra bilang, agar dapat bersaing, bank kecil harus memperkuat pasar di segmen tertentu dengan spesialisasi masing-masing bank.

"Memang sekarang kompetisi semakin ketat di pasar. Apalagi ditambah dengan Tekfin juga masuk. Harus masuk ke pasar dengan melihat spesialisasi masing-masing agar bisa bersaing," ujar Henky kepada Kontan.co.id, Senin (9/7).

Disamping itu, langkah lain bagi bank untuk memperkuat bisnisnya yakni dengan menambah modal atau mencari investor agar bisnis dapat berkembang.

Namun, Henky menilai langkah ini hanya menjadi pilihan terakhir apabila pemegang saham bank tidak kuat atau tidak mempunyai visi jangka panjang untuk mempertahankan bisnis. Bila hal tersebut terjadi, tak salah bagi bank kecil untuk mencari investor baru untuk menyuntik modal.

"Tapi dengan investor baru pun belum tentu akan membantu bisnis juga. Ini hal yang relatif (tidak menentu)," tuturnya.

Kondisi Bank Sahabat Sampoerna saat ini masih terbilang baik. Terlihat dari kredit yang masih tumbuh 13% per Mei 2018 secara tahunan (year on year).

Pihaknya menyebut, ke depan perseroan masih akan fokus melayani nasabah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sambil mempertahankan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di bawah 3%.

Lain halnya dengan PT Bank Dinar Indonesia Tbk yang memang sudah memiliki langkah strategis untuk menggenjot bisnis. Perseroan dalam waktu dekat akan merampungkan akuisisi APRO Finansial. Bila proses akuisisi ini selesai, maka Bank Dinar akan naik kelas menjadi bank BUKU II dengan modal minimum Rp 1 triliun.

Direktur Utama Bank Dinar Hendra Lie mengatakan penguatan dari sisi bisnis ini sangat perlu agar pihaknya dapat bersaing dengan bank besar.

Nantinya, bila aksi korporasi tersebut sudah rampung, bank bersandi emiten bursa DNAR ini akan memperkuat layanan seperti internet banking, mobile banking dan menggalakkan program untuk memperkokoh sisi pendanaan (funding).

"Untuk bank kecil, kecepatan dalam memberikan layanan juga penting. Seperti keputusan kredit, bank memang butuh modal kuat. Bank memang perusahaan padat modal," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×