kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pangsa pasar tergerus, bank kecil harus putar otak untuk bersaing


Senin, 09 Juli 2018 / 20:10 WIB
Pangsa pasar tergerus, bank kecil harus putar otak untuk bersaing
ILUSTRASI. Bank Nobu


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja bank umum kelompok usaha (BUKU) I dan II dengan modal Rp 1 triliun-Rp 5 triliun tengah menghadapi kesulitan. Pasalnya, pangsa pasar bank kecil kini semakin tergerus akibat semakin ketatnya persaingan dan ekspansi bank-bank besar.

Sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id mengamini hal tersebut. Namun, hal ini telah termitigasi dengan sejumlah strategi yang dimiliki oleh masing-masing bank.

PT Bank National Nobu Tbk misalnya yang menyebut sebenarnya pangsa pasar bank kecil masih cukup lebar asal bisa bersaing. Presiden Direktur Bank Nobu Suhaimin Djohan mengatakan beberapa strategi yang dilakukan perseroan untuk menggenjot kinerja antara lain dengan memperkuat dari sisi layanan pembayaran alias payment banking.

"Kami menambah terus nasabah-nasabah pemakainya dan juga memperluas fitur serta layanan agar nasabah nyaman bertransaksi. Dengan cara ini kami bisa bersaing dengan bank-bank yang lebih besar," ujar Suhaimin kepada Kontan.co.id, Senin (9/7).

Pengembangan digital juga sudah menjadi keharusan bagi bank kecil agar dapat mempertahankan pangsa pasarnya. Maka tak heran, seluruh bank terutama bank kecil semakin gencar mengembangkan platform digital termasuk dengan menggandeng mitra strategis guna memperluas pasar digital bagi bank.

Di samping itu, Bank Nobu juga terus mempertahankan pertumbuhan kredit dengan fokus kepada sektor-sektor yang memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang baik. Harapannya, hal ini dapat mendorong ruang gerak bisnis BUKU I dan II dapat lebih elastis dalam menghadapi perubahan dan gejolak ekonomi.

Cara lain untuk menggenjot pertumbuhan bagi bank kecil yaitu dengan memperkuat sisi permodalan. Hanya saja, Suhaimin menilai hal tersebut tergantung pada pemegang saham masing-masing bank.

"Sektor yang kami sasar perdagangan, industri pengolahan, manufaktur, consumer goods, ritel, jasa dan juga properti," imbuhnya.

Bukan hanya Bank Nobu yang beranggapan sama, PT Bank Mayora juga menilai dengan kondisi ekonomi yang terpapar persaingan global dan tingkat suku bunga yang terus naik, pasar bank kecil semakin tergerus lantaran bank besar semakin gencar memperkuat bisnisnya untuk menjaga pertumbuhan.

Bagi bank kecil yang kurang mampu untuk bersaing, langkah strategis yang ditempuh adalah menambah modal atau mencari investor strategis.

"Banyak bank BUKU I dan II yang dijual ke investor asing. Menurut saya mereka menjual bank kemungkinan karena tidak tahan akan kondisi sekarang (faktor ekonomi) atau mereka mendapatkan penawaran yang bagus dari investor asing," ujar Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij.

Namun, menurut Irfanto pihaknya masih melihat peluang yang cukup terbuka bagi bank kecil. Lagipula, setiap bank punya kelebihan dan segmennya masing-masing untuk mempertahankan bisnis ke depan.

Bank Mayora misalnya yang sejauh ini masih menaruh harapan dengan bergelut di segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai mesin penggerak bisnis.

Namun, tak dipungkiri bahwa kinerja perseroan kini sedang mengalami perlambatan. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit Bank Mayora sampai akhir Juni 2018 yang masih tmbuh satu digit di level 8%-9%.

Lantaran kondisi ekonomi yang belum stabil, pihaknya terpaksa merevisi target pertumbuhan kredit di tahun 2018. Awalnya, Bank Mayora menargetkan kredit mampu tumbuh di level 13%-14%. Namun, Irfanto menyebut pihaknya hanya mematok pertumbuhan kredit 8%-9% saja hingga akhir tahun.

Revisi ke bawah yang dilakukan perseroan bukan tanpa alasan, pasalnya saat ini mayoritas debitur perseroan masih menahan diri untuk melakukan investasi.

"Sekarang faktor suku bunga yang mulai cenderung naik, ini akan makin membebani," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×