Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rights issue perbankan akan meramaikan bursa saham di penghujung tahun ini. Tidak hanya oleh bank kecil yang memang mesti memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp 3 triliun tahun ini, tetapi juga berapa bank menengah yang ingin memperkuat permodalan dan juga memenuhi aturan free float saham.
Terbaru, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (23/9) untuk melakukan rights issue dengan menerbitkan saham seri B sebanyak-banyaknya 6 miliar.
Rights issue ini dilakukan untuk memenuhi ketentuan free float atau jumlah saham nimimum yang beredar di masyarakat. Bank berkode saham BRIS ini menargetkan bisa meraup dana segar Rp 5 triliun dari aksi korporasi tersebut.
Baca Juga: Masih Punya Prospek Menarik, Saham Bank Digital Ini Bisa Dilirik
"RUPSLB menyetujui rights issue tersebut digelar pada kuartal IV tahun disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, termasuk rights issue. Ada 21 ketentuan yang diubah dalam anggaran dasar perseroan," kata Gunawan Arief Hartoyo, Sekretaris Perusahaan Bank BSI saat konferensi pers, Jumat (23/9).
Sebelumnya, Direktur Utama BSI Heri Gunardi dalam rapat dengan Komisi VI DPR pada Selasa (20/9), mengatakan dana hasil rights issue akan digunakan untuk pengembangan bisnis perusahaan dalam mendorong pertumbuhan pembiayaan. Saat ini Capital Adequacy Ratio (CAR) perseroan baru mencapai 17%. Dengan rights issue diharapkan akan meningkat menjadi 22%.
Ia menambahkan saham rights issue itu akan terlebih dulu ditawarkan kepada pemegang saham saat ini. "Kami tawarkan kepada Mandiri, BNI, BRI yang memiliki hak lebih dahulu. Kalau tidak membeli, maka baru ditawarkan ke publik," ujarnya.
Kemudian, ada PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang bakal rights issue pada November mendatang setelah pemerintah dan DPR menyetujui pemberian Penambahan Modal Negara (PMN) Rp 2,48 triliun pada perseroan.
Bank pelat merah ini akan menerbitkan saham baru seri B sebanyak-banyaknya 4,6 miliar. Pemerintah akan mempertahankan porsinya sebesar 60% dengan PMN tersebut sehingga target dana yang akan dihimpun dari publik mencapai Rp 1,65 triliun.
Baca Juga: Bank Ina Perdana (BINA) akan Rights Issue, Bidik Dana Segar hingga Rp 1,24 Triliun
Per Juni 2022, CAR tier I BTN hanya tercatat 12,74% dan rasio CAR sebesar 17,36%. Dengan rasio ini, perseroan hanya bisa menyalurkan pembiayaan 870.000 unit rumah dalam liam tahun mendatang.
Sementara kebutuhan pembiayaan perumahan masih sangat besar. Dengan rights issue tersebut, maka CAR BTN ditargetkan akan naik ke atas 17,36% dan mampu melakukan pembiayaan perumahan 1,32 juta unit dari 2022-2025.
"Rights issue itu akan semakin memperkuat permodalan BTN untuk meningkatkan kapasitasnya menyalurkan kredit perumahan guna mendukung Program Perumahan Nasional," kata Haru Koesmahargyo Direktur Utama BTN.
Rights issue dari jajaran bank kecil lebih banyak lagi. PT Bank Ina Perdana Tbk akan rights issue pada November dengan membidik dana sebanyak-banyaknya Rp 1,24 triliun. Perseroan akan menerbitkan 296,85 juta lembar saham baru atau 4,76% dari total saham yang ditempatkan dengan harga pelaksanaan sekitar Rp 3.600 hingga Rp 4.200.
Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu, mengatakan rights issue ini bertujuan memperkuat struktur permodalan dalam rangka pemenuhan modal inti minimum dan juga untuk memacu kinerja perusahaan dalam menyalurkan kredit. Per Maret 2022, modal inti bank berkode saham BINA ini tercatat sebesar Rp 2,29 triliun.
Baca Juga: Pengendali Baru Genjot Bisnis Bank
PT Bank MNC International Tbk akan rights issue dengan menerbitkan saham baru seri B sebanyak-banyaknya 10,48 miliar dengan nilai nominal Rp 50 per saham atau 25 % dari modal disetor setelah rights issue. Namun, perseroan masih harus minta izin dari RUPLB yang akan digelar pada 4 Oktober mendatang.
PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) akan rights issue Oktober menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 19,94 miliar atau 72,14% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue. Harag pelaksanaannya telah ditetapkan Rp 100 per saham sehingga dana yang dibidik maksimal Rp 1,99 triliun.
"Capital global Investama (CGIinvestasma) sebagai pengendali bank ini hanya berkomitmen mengeksekusi 3 miliar dari 5,26 miliar haknya atau senilai Rp 300 miliar. Tidak ada pembeli siaga dalam rights issue tersebut." tulis managemen Bank Capital dalam prospektusnya.
PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) akan menggelar RUPSLB pada 26 Oktober untuk minta izin rights issue dengan menerbitkan saham baru sebanyak 7,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham atau setara 45,53% dari modal disetor setelah rights issue. Adapun PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) akan melakukan rights issue dengan menerbitkan saham baru 1,38 miliar dengan nominal Rp 100 per saham dan telah disetujui RUPSLB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News