kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pertumbuhan Kinerja Bank Digital Ditopang oleh Ekosistem Grup


Sabtu, 02 Desember 2023 / 05:30 WIB
Pertumbuhan Kinerja Bank Digital Ditopang oleh Ekosistem Grup
ILUSTRASI. Ekosistem grup dari perusahaan induk mendorong laju kinerja bank digital.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melihat peta persaingan bisnis bank digital di Indonesia yang kian sengit, ekosistem grup dari perusahaan induknya maupun dari perusahaan yang terafiliasi dengan bank, sudah barang tentu akan membantu mendorong laju kinerja bank digital.

Seperti diketahui, sejumlah bank digital seluruhnya hampir didukung oleh ekosistem yang dimilikinya, seperti PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) misalnya yang memiliki ekosistem dari CT Corp milik konglomerat Chairul Tanjung dan juga Salim Group.

Komisaris Utama Independen Allo Bank, Aviliani mengatakan salah satu strategi yang dilakukan Allo Bank untuk terus menggenjot pertumbuhan bisnisnya tidak terlepas dari eksosistem yang ada.

Baca Juga: Pada Tahun Depan, BI Ramal Nilai Transaksi Digital Banking Capai Rp 71.584 Triliun

"Sejak awal kami sudah jalan dengan ekosistem yang dimiliki Allo, sehingga kami bisa sharing revenue dan sharing cost, kalau enggak bagaimana kami mau kasih kreditnya. Karena dengan adanya ekosistem kami sudah tahu bagaimana data SLIK dan juga pola beli mereka seperti apa, baru nanti kami salurkan melalui paylater," kata Aviliani kepada Kontan belum lama ini.

Meski tidak merinci berapa besar kontribusi ekosistem terhadap penyaluran kredit Allo Bank, namun jika mencermati pernyataan Aviliani, sudah barang tentu ekosistem yang dimiliki berkontribusi amat besar untuk mendorong pertumbuhan bisnis bank baik dari segmen himpunan dana pihak ketiga (DPK) maupun kredit.

Menyongsong tahun 2024, jika melihat prospek ekonomi makro Indonesia ke depannya, Aviliani menyebut proyeksi pertumbuhan segmen kredit bisa berada di kisaran 7% sampai 9%. "Sebagai ekonom, pandangan saya masih bisa di angka itu untuk bertumbuh," kata dia.

Dia juga menyebut ke depan Allo Bank masih fokus pada segmen nasabah individu atau ritel. 

"Tapi bukan berarti kami tidak boleh ke korporasi, tapi memang biayanya kan lebih mahal," kata dia.

Jika melihat kinerja kredit Allo Bank selama sembilan bulan pertama 2023, tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp7,32 triliun, atau tumbuh sekitar 2,29% YoY. Adapun rasio kredit bermasalah (NPL) bank terjaga di level 0,06%.

Dari sisi pendanaan, Allo Bank berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 4,89 triliun per September 2023, naik 19,85% YoY. Sementara perolehan dana murah (CASA) naik 126,82% menjadi Rp 633,7 miliar.

Sementara itu PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang memiliki ekosistem strategis bersama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga ikut terdorong kinerja bisnisnya. 

Seperti yang disampaikan Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung yang menyebut ekosistem GOTO setidaknya berkontribusi baru sekitar 8% hingga 9% terhadap penyaluran kredit Bank Jago. 

Ke depan dia menyebut kontribusi dari ekosistem GOTO masih akan terbuka lebar, mengingat ekosistem GOTO telah menyumbang sekitar 35% nasabah baru kepada Bank Jago yang saat ini memiliki total jumlah nasabah mencapai 9 juta per September 2023.

“kontribusi pinjaman yang berasal dari strategis partner kami yaitu GOTO itu akan semakin tinggi sejalan dengan pertumbuhan portofolio kredit Bank Jago,” kata dia belum lama ini. 

Baca Juga: Berikut Rencana Bisnis Sejumlah Bank Menyambut Tahun 2024

Adapun per September 2023, total kredit Bank Jago tercatat sebesar Rp 10,9 triliun.

Di sisi lain, Jenius by BTPN juga tidak terlepas dari dukungan ekosistem milik bank induknya yakni PT Bank BTPN Tbk (BTPN). Salah satunya adalah dalam pendanaan dan penyaluran kredit. Pasalnya di segmen ritel, melalui Jenius BTPN mampu menjangkau nasabah unbankable yang tidak perlu datang ke kantor cabang untuk mengakses pinjaman. 

BTPN melalui bank digitalnya Jenius telah menyalurkan kredit sebesar Rp1 triliun pada tahun 2022. 

Sementara per Juni 2023, Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar mengatakan, BTPN mencatat kredit yang dikucurkan Jenius baru mencapai 0,7% dari total kredit perseroan atau sebesar Rp1,04 triliun. 

"Ke depan saya harap pertumbuhan dari kontribusi ke kredit Jenius akan cukup besar terhadap portofolio tetapi secara sehat,” kata Henoch kepada Kontan, Jumat (1/12).

Sementara itu Digital Banking Business Stream Head Bank BTPN sekaligus Head of Retail and Acquisition Digital Banking Jenius, Anita Ekasari mengatakan pihaknya meyakini Jenius bisa tetap eksis meski di tengah persaingan bank digital yang ketat.

"Kami bisa bersaing karena kami punya BTPN dan SMBC, sehingga tetap bisa eksis tujuh tahun seperti ini, dan didukung juga oleh pengguna jenius," kata dia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×