kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertumbuhan kredit bank makin lambat


Jumat, 07 Oktober 2016 / 10:53 WIB
Pertumbuhan kredit bank makin lambat


Reporter: Galvan Yudistira, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang, Yuwono Triatmodjo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Berbagai relaksasi pengambil kebijakan untuk menggenjot laju pertumbuhan kredit perbankan nyatanya belum juga berbuah manis. Ekonomi yang loyo membuat permintaan kredit tak deras. Bahkan, sejumlah bank tak yakin bisa menggenjot pertumbuhan kredit lebih kuat lagi hingga akhir tahun ini.

Bank Central Asia (BCA) memprediksi permintaan kredit sampai akhir tahun masih akan lemah. "Penurunan bunga kredit juga tak menjamin akan mengerek pertumbuhan kredit perbankan," ujar Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja, Kamis (6/10).

Bank Indonesia (BI) mencatat, tren pertumbuhan kredit hingga saat ini terus melemah. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, per Agustus 2016, pertumbuhan kredit hanya 6,7% secara tahunan. Pertumbuhan itu lebih rendah ketimbang Juli 2016 yang masih 7,6%. Bahkan. bila dihitung selama tahun berjalan, kredit perbankan cuma tumbuh mungil, yakni 2,8%.

"Yang tumbuh kredit rupiah, sedang kredit valuta asing turun," kata Mirza, kemarin (6/10). BI sendiri memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan sekitar 7%-9% tahun ini. Padahal, semula, BI sempat memprediksi kredit bakal tumbuh 12%-14% yang lalu dikoreksi menjadi 11%-12%.

Jahja mengatakan, penyebab utama permintaan kredit yang lemah karena daya beli masyarakat yang rendah. Makanya, ia mengusulkan, adanya stimulus untuk mendongkrak daya beli masyarakat agar kredit bisa mengalir deras.

"Kunci pertumbuhan kredit adalah meningkatkan daya beli masyarakat," ujar Jahja.

Selain butuh amunisi mendongkrak daya beli, rasio kredit bermasalah atau non perrming loan yang naik juga berandil menekan pertumbuhan kredit. Sejumlah debitur bahkan tak bisa ekspansi lantaran masih lemahnya pertumbuhan ekonomi.

BCA sendiri tak muluk-muluk memasang target pertumbuhan kredit hingga akhir tahun nanti. Apalagi, kata Jahja, hingga September 2016, pertumbuhan kredit BCA tak sampai 5%. Tahun ini target pertumbuhan kredit BCA sebesar 8%.

Direktur BCA Suwignyo Budiman menambahkan, rendahnya pertumbuhan kredit karena permintaan kredit sektor korporasi, komersial dan ritel turun. "Kredit konsumer masih naik," ujar Suwignyo.

Bank CIMB Niaga juga tak yakin kredit sesuai target. Direktur Keuangan CIMB Niaga Wan Razly bilang, pertumbuhan kredit CIMB mungkin di bawah rata-rata industri yang menurut BI sekitar 7%-9%.

Berbeda dengan yang lain, permintaan kredit Bank Rakyat Indonesia (BRI) masih bisa tumbuh dua digit. Direktur Utama BRI Asmawi Syam menuturkan, pertumbuhan kredit BRI per Agustus 2016 bisa mencapai 16%. Lokomotifnya adalah kredit mikro yang masih mampu tumbuh hingga 22%.

Tahun depan, pertumbuhan kredit bank belum akan berbalik arah secara drastis. Ini tecermin dari target pertumbuhan ekonomi pemerintah yang hanya 5,3% . Jahja memprediksi, secara industri, pertumbuhan kredit perbankan masih di bawah 10% .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×