Reporter: Galvan Yudistira, Issa Almawadi, Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perbankan papan atas menjaga pertumbuhan rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) tahun 2016 sama seperti tahun lalu. Caranya, bank akan memangkas bunga simpanan setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 bps.
Nah, penurunan bunga simpanan ini akan menjaga rasio NIM di tahun 2016 dengan syarat beban bunga turun diimbangi pendapatan bunga naik, karena volume kredit bukan kenaikan bunga kredit.
Misalnya, PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menargetkan, rasio NIM maksimal sebesar 6% di tahun 2016 ini.
Angka tersebut terbilang tumbuh mini dibandingkan realisasi perolehan NIM di tahun lalu. "Kami akan menjaga rasio NIM dikisaran 5,8%-6% di tahun ini," kata Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, kepada KONTAN, Jumat (22/1).
Ingin seperti saudaranya, BNI akan menjaga rasio NIM pada level 6% di tahun ini. Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budimarmo mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan efisiensi dengan rencana penurunan bunga simpanan. "Sedapat mungkin memberikan bunga yang lebih bersaing," ucap Rico.
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) menilai, level NIM secara umum akan turun. Meski begitu, dia menjelaskan, pendapatan bunga akan tetap naik selama volume kredit tinggi.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Asmawi Syam memperkirakan, perusahaan bisa memperoleh NIM sebesar 8,09% di tahun 2016, atau naik tipis dibandingkan tahun lalu sebesar 8,08% per September 2015.
Menurutnya, BRI tidak terlalu fokus untuk menaikkan NIM secara signifikan. “Tahun ini kami tidak mematok NIM terlalu tinggi, yang penting laba bersih tidak stuck, dan volume kredit bisa naik signifikan,” ungkapnya.
Naik tipis
Meskipun bank akan menurunkan suku bunga simpanan yang akan menyeret penurunan bunga kredit, namun bunga kredit masih tinggi.
Dody Ariefianto, Plt Direktur Grup Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi suku bunga kredit maksimal berada di level 13%-15% di tahun ini. Kondisi ini akan membuat NIM naik tipis yakni sekitar 10 bps-12 bps.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI), rasio NIM tercatat naik 111 basis points (bps) menjadi 5,35% per November 2015 dibandingkan posisi 4,24% per November 2014. Rasio NIM ini karena pendapatan bunga bersih naik 11,96% menjadi Rp 290,37 triliun per November 2015 dibandingkan posisi Rp 259,47 triliun per November 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













