kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,10   -7,25   -0.78%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembiayaan sejumlah bank syariah tumbuh dobel digit


Senin, 14 Oktober 2019 / 19:05 WIB
Pembiayaan sejumlah bank syariah tumbuh dobel digit
ILUSTRASI. Pembiayaan sejumlah bank syariah bisa tumbuh dobel digit.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit melandai menjelang akhir tahun. Per Agustus 2019, Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit cuma 8,6%. Ini merupakan pertumbuhan paling rendah sepanjang 2019.

Meski demikian, sejumlah bank syariah justru membukukan pertumbuhan pembiayaan dobel digit. PT Bank BNI Syariah misalnya, hingga Agustus 2019 masih membukukan pertumbuhan pembiayaan 16,6% (yoy). Sementara laba berjalan tercatat Rp 432 miliar atau tumbuh 57% (yoy).

“Pertumbuhan laba utamanya ditopang dari pertumbuhan pembiayaan yang per Agustus sudah tumbuh 16,6% (yoy) menjadi Rp 31 triliun. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh segmen komersial, mikro, dan UKM,” kata Direktur Bisnis SME dan Komersial BNI Syariah Dhias Widhiyati kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Sedikit melambat, BCA perkirakan pertumbuhan kreditnya tahun ini sekitar 9%-10%

Hingga akhir tahun ini, anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) ini optimistis meraih pertumbuhan pembiayaan sekitar 16%-18% yang ditopang dengan pembiayaan di sektor produktif.

Hal senada juga disampaikan Corporate Secretary PT Bank Syariah Mandiri Ahmad Reza. Ia bilang, hingga Agustus 2019, pertumbuhan pembiayaan Bank Syariah Mandiri sekitar 13%.

“Pertumbuhan kami masih on track di kisaran 13% (yoy) yang ditopang oleh segmen konsumer dengan pertumbuhan hingga 25% (yoy), dan kualitas yang terus terjaga,” katanya kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Kementerian BUMN bakal tunjuk dirut BTN pekan depan, siapakah dia?

Sedangkan Presiden Direktur PT Bank BCA Syariah John Kosasih menyatakan pertumbuhan pembiayaan memang sedikit melandai. Likuiditas industri perbankan yang masih ketat jadi alasannya.

“Hingga September 2019 pertumbuhan aset kami sudah 22% (yoy) menjadi Rp 8,1 triliun. Sedangkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 6% (yoy), dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7% (yoy),” ungkapnya.

Baca Juga: Bank Muamalat mau dicaplok Himbara? begini kata Muamalat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×