Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku industri dana pensiun akan turut memanfaatkan volatilitas pasar obligasi yang sedang melemah untuk menambah kepemilikan di surat utang bertenor panjang.
Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi memperkirakan, pelaku industri akan menambah kepemilikan surat utang berharga (SBN) bertenor panjang, hanya saja tidak akan signifikan. Pasalnya, karakteristik industri dana pensiun yang tidak hanya sekadar mengubah portofolio investasi namun dengan perhitungan yang sudah sesuai dengan rencana perusahaan.
"Tapi memang kebanyakan pelaku yang memiliki aset besar akan ada yang beralih atau juga menambah kepemilikan SBN tenor panjang, sedangkan yang kecil tidak agresif," kata Bambang kepada Kontan.co.id, Senin (2/4).
Bambang mencontohkan, pelaku industri yang memiliki aset di bawah Rp 200 miliar masih terhitung banyak yakni sekitar 50% dari total pelaku industri. Dengan demikian, perubahan investasi masih belum bisa sekencang pelaku dapen yang memiliki aset jumbo.
Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah untuk asosiasi dalam memberikan arahan pada pelaku industri beraset kecil. Yang terpenting menurutnya, industri dapen dapat menghasilkan return yang maksimal dan tidak cepat terpengaruh pada fluktuasi pasar.
"Tidak terlalu tinggi tapi aman. Harapan kami memang portofolio dapen lebih long term agar imbal hasil yang didapat maksimal," ujarnya.
Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, nilai kepemilikan dapen di SBN naik Rp 2,49 triliun menjadi Rp 208,73 triliun secara month on month (mom) sampai 29 Maret lalu. Data ini menunjukkan, pelaku industri dapen semakin menambah kepemilikan portofolio investasinya pada keranjang SBN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News