kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Peserta BPJS Kesehatan capai 184,4 juta jiwa


Minggu, 05 November 2017 / 18:10 WIB
Peserta BPJS Kesehatan capai 184,4 juta jiwa


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga 1 November 2017, jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dijalankan BPJS Kesehatan telah mencapai 184.486.348 jiwa.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan juga telah bekerja sama dengan 21.384 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang terdiri atas 9.842 puskesmas, 4.709 dokter praktik perorangan, 5.642 klinik pratama, 14 RS Kelas D pratama, serta 1.177 dokter gigi.

Sementara di tingkat rujukan, BPJS Kesehatan telah bermitra dengan 5.642 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang terdiri atas 2.258 rumah sakit dan klinik utama, 2.370 apotek, dan 1.014 optik.

Selain menyasar perluasan peserta dan kerja sama dengan fasilitas kesehatan, edukasi terkait kesehatan juga masih menjadi salah satu upaya preventif yang digalakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Makanya, kehadiran Lembaga Kajian dan Konsultasi Pembangunan Kesehatan (LK2PK) pun disambut baik oleh badan sosial tersebut.

Pasalnya, lembaga tersebut memiliki misi yang sama dengan BPJS Kesehatan, yakni mendorong masyarakat menerapkan gaya hidup sehari-hari. “Konsep yang diusung LK2PK sejalan dengan implementasi program promotif preventif yang selalu digalakkan BPJS Kesehatan untuk menekan jumlah penderita penyakit katastropik di Indonesa. Untuk itu, kami berharap LK2PK dapat turut mengoptimalkan pelaksanaan JKN-KIS, serta membimbing perilaku masyarakat untuk berubah ke arah yang lebih sehat,” kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris, dalam keterangan tertulis, Minggu (5/11).

Sementara itu, Fachmi menjelaskan bahwa penyakit katastropik cenderung muncul akibat faktor kebiasaan perilaku hidup tidak sehat, seperti merokok, makanan tidak sehat, kurang olahraga, dan sebagainya. Jika dibiarkan, hal ini dapat membawa dampat serius terhadap kualitas kesehatan penduduk Indonesia maupun keberlangsungan program JKN-KIS.

Menurutnya, hingga semester I tahun 2017, biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik telah mencapai Rp 12,7 triliun atau 24,81% dari total biaya rumah sakit. Oleh karena itu, BPJS Kesehatan juga fokus untuk menjaga masyarakat yang sehat tetap sehat melalui berbagai program promotif preventif yang dilaksanakan.

Sementara bagi masyarakat yang berisiko menderita penyakit katastropik seperti diabetes melitus dan hipertensi, dapat mengelola risiko tersebut melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang juga merupakan bagian dari upaya promotif preventif BPJS Kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×