kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.459   -51,00   -0,31%
  • IDX 6.618   71,66   1,09%
  • KOMPAS100 943   8,84   0,95%
  • LQ45 741   9,06   1,24%
  • ISSI 207   2,53   1,24%
  • IDX30 386   4,77   1,25%
  • IDXHIDIV20 464   3,52   0,76%
  • IDX80 107   1,10   1,04%
  • IDXV30 110   0,13   0,12%
  • IDXQ30 127   1,47   1,17%

Piutang Pembiayaan Syariah Multifinance Tumbuh 9,96%, Begini Kondisi Sejumlah Pemain


Selasa, 11 Maret 2025 / 20:12 WIB
Piutang Pembiayaan Syariah Multifinance Tumbuh 9,96%, Begini Kondisi Sejumlah Pemain
ILUSTRASI. Target Pembiayaan: Pelayanan nasabah di Kantor Cabang MAndiri Utama Finance (MUF), Tangerang Selatan, Selasa (14/1/2025). MUF menargetkan total piutang pembiayaan akan naik 9,21% jadi Rp 40,3 triliun pada tahun 2025. Hingga Desember 2024, MUF mencatatkan total piutang pembiayaan Rp 35 triliun, tumbuh 14% secara tahunan. KONTAN/Baihaki/14/1/2025


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan piutang pembiayaan syariah multifinance mengalami peningkatan sebesar 9,96% secara year on year (YoY) atau tahunan per Januari 2025.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman menjelaskan, nilai piutang pembiayaan syariah multifinance telah mencapai Rp 27,92 triliun.

"Pertumbuhan itu didukung dengan peningkatan pembiayaan investasi dan pembiayaan jasa," ujarnya dalam lembar jawaban resmi RDK OJK, Jumat (7/3).

Baca Juga: Piutang Pembiayaan Syariah Mandiri Utama Finance Tumbuh 29,2% pada Februari 2025

Pada tahun 2025 ini, OJK memproyeksikan pembiayaan syariah akan terus tumbuh positif dengan ditopang oleh sejumlah faktor. Di antaranya upaya diversifikasi dan penambahan produk pembiayaan syariah baru yang telah diajukan oleh beberapa perusahaan pembiayaan.

Mengenai hal ini, PT Mandiri Utama Finance (MUF) menyampaikan, pada awal tahun 2025 piutang pembiayaan syariah menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Head of Corporate Secretary & Legal MUF Elisabeth Lidya Sirait mengatakan, pertumbuhan ini sejalan dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap produk pembiayaan berbasis syariah.

"Terutama untuk segmen mobil baru," kata Elisabeth kepada Kontan, Senin (10/3).

Hingga Februari 2025, MUF mengklaim kondisi piutang pembiayaan syariah mengalami pertumbuhan sebesar 29,2% secara YoY. Sayangnya, perusahaan belum bisa menjelaskan angka piutang pembiayaan syariah itu.

Namun, pada sepanjang tahun 2024 lalu piutang pembiayaan syariah MUF tercatat sebesar Rp 6,6 triliun, tumbuh sebesar 33,8% secara YoY.

Adapun pada tahun ini, MUF menargetkan pertumbuhan piutang pembiayaan syariah bisa mencapai senilai Rp 9,6 triliun. Meningkat sebesar 45,8% jika dibandingkan dengan capaian tahun 2024. 

MUF mengamati terdapat sejumlah faktor yang mendorong pertumbuhan pembiayaan syariah. Di antaranya yakni peningkatan kesadaran masyarakat terhadap produk syariah, inovasi dalam layanan pembiayaan, serta sinergi dengan Bank Syariah Indonesia (BSI). 

"Kami menargetkan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk segmen ini dengan strategi memperluas kerja sama dengan mitra dealer dan showroom, meningkatkan digitalisasi layanan melalui platform BSI OTO, serta menghadirkan program promosi yang menarik," ujarnya.

Baca Juga: Piutang Pembiayaan Syariah Multifinance Mencapai Rp 27,92 Triliun per Januari 2025

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) menyampaikan bahwa secara keseluruhan kinerja pembiayaan perusahaan masih mengalami penurunan.

Head of Investor Relation & Research Adira Finance Sartika Lubis mengatakan, penurunan tersebut juga terjadi pada piutang pembiayaan syariah di awal tahun 2025 ini.

"Tapi kalau dari sisi kontribusi, segmen syariah relatif stabil, yaitu mencapai sekitar 22% terhadap total pembiayaan," ujarnya kepada Kontan, Senin (10/3).

Untuk terus menggenjot pembiayaan pada segmen syariah, Adira Finance melakukan pengembangan komunitas syariah untuk mengembangkan pasar syariah. Hal ini dilakukan guna melengkapi produk produk syariah baik pada segmen otomotif maupun segmen non-otomotif.

"Selain itu upaya ini diharapkan bisa meningkatkan retensi konsumen syariah dan digitalisasi proses pemasaran untuk meningkatkan penjualan," lanjutnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data terakhir perusahaan, piutang pembiayaan yang dikelola Adira Finance (termasuk pembiayaan bersama) tercatat senilai Rp 56,0 triliun pada tahun 2024.

PT Mandala Multifinance (MFIN) atau Mandala Finance menetapkan target kinerja pembiayaan syariah bisa tumbuh sekitar 30%-40% dari total pembiayaan sepanjang tahun 2025.

Managing Director Mandala Finance, Christel Lasmana mengatakan, secara keseluruhan pembiayaan yang telah disalurkan perusahaan meningkat 14% secara YoY. Namun, ia belum merinci berapa besaran penyaluran pembiayaannya.

"Tren piutang pembiayaan syariah mengalami pertumbuhan pada Februari 2025," kata Christel kepada Kontan, Senin (10/7).

Perusahaan menilai terdapat beberapa faktor pendorong piutang pembiayaan syariah. Di anaranya, meningkatnya kesadaran masyarakat akan pembiayaan berbasis syariah, dukungan regulasi pemerintah terhadap industri keuangan syariah serta diversifikasi portofolio pembiayaan.

Untuk mengoptimalkan kinerja segmen syariah, Mandala Finance berupaya meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dengan menambah titik-titik layanan untuk pembiayaan syariah, sehingga akses terhadap produk pembiayaan syariah bisa meningkat. 

"Langkah ini memungkinkan Mandala untuk lebih mendekatkan layanan kepada masyarakat yang membutuhkan pembiayaan syariah, serta memperluas jangkauan kami di pasar yang semakin berkembang," lanjutnya.

Baca Juga: OJK Catat Piutang Pembiayaan Syariah Multifinance Tumbuh 9,96% per Januari 2025

Selanjutnya: KPK Ungkap Kerugian Negara Atas Dugaan Korupsi Iklan di BJB Capai Ratusan Miliar

Menarik Dibaca: Ini Tips Liburan Hemat Saat Lebaran ala Tiket.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×