Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset investasi di industri asuransi umum terus meningkat sejalan dengan petumbuhan bisnis. Seiring dengan hal tersebut penempatan investasi di keranjang deposito semakin menjadi pilihan pelaku usaha.
Hingga sembilan bulan pertama tahun ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri asuransi umum memiliki aset investasi sebesar Rp 71,1 triliun, tumbuh 7,7% dari posisi akhir 2017 yang sebesar Rp 66 triliun.
Sejalan dengan aset investasi yang makin menggemuk, dana yang disimpan di keranjang deposito juga makin besar. Yakni dari 34% per Desember tahun lalu menjadi 35,4% pada September 2018.
Sementara itu porsi investasi di sejumlah instrumen lain tak menunjukkan peningkatan yang signifikan. Misalnya pada reksadana yang naik tipis dari 21% menjadi 21,3%, lalu saham dari 5,6% menjadi 5,7%.
Di sisi lain, penempatan di keranjang obligasi justru turun. Di obligasi korporasi turun dari 11,9% menjadi 11,2%. Sementara di surat berharga negara juga susut dari 13,6% di akhir tahun lalu menjadi 13,5% di September tahun ini.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimunthe menyebut pertumbuhan porsi investasi di keranjang deposito didorong oleh sejumlah faktor. Diantaranya adalah tren kenaikan bunga deposito mengikuti kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.
Kondisi ini tentunya ikut mendorong minat pelaku usaha untuk memperbesar penempatan di keranjang tersebut. "Industri tentunya berharap memperoleh imbal yang lebih baik dengan tren kenaikan bunga ini," kata dia, Kamis (15/11).
Faktor lain adalah industri asuransi umum memang sudah sangat akrab dengan instrumen deposito. Hal ini untuk menyesuaikan karakter liabilitas di industri ini yang mayoritas merupakan jangka pendek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News