kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Porsi kredit otomotif BNI masih mini


Minggu, 28 Juni 2015 / 16:02 WIB
Porsi kredit otomotif BNI masih mini


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bank tidak jor-joran memberikan kredit kendaraan bermotor pasca kelonggaran uang muka atau down payment (DP) untuk kredit kendaraan bermotor (KKB). PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank OCBC NISP Tbk misalnya, memiliki porsi kredit otomotif yang kecil sehingga aliran kredit untuk kendaraan tidak besar.

Anggoro Eko Cahyo, Direktur Konsumer BNI, mengatakan, kucuran kredit ke otomotif tidak akan membludak, karena nilai pinjamannya kecil serta pemberian kreditnya melalui channeling ke multifinance sehingga keuntungan tidak besar. “KKB itu ukuran kreditnya kecil dan pemungutan (collection) lebih berat karena banyaknya jumlah debitur,” katanya.

Lanjutnya, pelonggaran uang muka kredit otomotif ini akan menggairahkan pasar KKB, sehingga BNI membidik pertumbuhan KKB sebesar 13%-14% untuk tahun ini, dengan fokus pemberian kredit ke kendaraan roda empat berstatus kendaraan baru. “Ke depan, BNI akan menjaga porsi kredit KKB akan tetap sama,” tambahnya.

Adapun, BNI mencatat porsi KKB sebesar 11,4% terhadap total kredit konsumer dengan pertumbuhan KKB sebesar 10,8% menjadi Rp Rp 5,99 triliun per Maret 2015, dibandingkan posisi Rp 5,41 triliun. Dengan asumsi pertumbuhan 13% maka BNI memiliki outstanding kredit otomotif sebesar Rp 6,82 triliun - Rp 6,88 triliun per akhir 2015, dengan realisasi kredit sebesar Rp 6,04 riliun per Desember 2014.

Informasi saja, Bank Indonesia (BI) telah memangkas uang muka untuk KKB melalui PBI No.17/10/PBI/2015 tentang Rasio Loan to Value atau Rasio Financing to Value untuk Kredit atau Pembiayaan Properti dan Uang Muka untuk Kredit atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor, yang berlaku sejak tanggal 18 Juni 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×