Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) menilai banyak perusahaan dana pensiun yang menempatkan investasinya di Surat Berharga Negara (SBN) karena risiko yang rendah.
Adapun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat portofolio investasi dana pensiun masih didominasi instrumen Surat Berharga Negara (SBN) pada semester I-2023, yang mencapai Rp 117,18 triliun.
Hasil itu membuat penempatan investasi di SBN meningkat 22,09% Year on Year (YoY), jika dibandingkan Juni 2022 yang hanya mencapai Rp 95,98 triliun. Alhasil, SBN di portofolio investasi dana pensiun mengambil porsi 33,83% terhadap total investasi semester I-2023.
Baca Juga: Investasi Dana Pensiun Bank Mandiri di SBN Capai 40% dari Total Portofolio
Mengenai hal itu, Staf Ahli ADPI Bambang Sri Mulyadi menerangkan banyak perusahaan dana pensiun berinvestasi di SBN karena risiko likuiditas, gagal bayar rendah, dan income tetap.
"Selain itu, harga pasarnya pun relatif stabil, apalagi investor SBN saat ini sudah didominasi investor domestik," ucapnya kepada KONTAN.CO.ID, Selasa (15/8).
Menurut Bambang, beberapa tahun ke depan porsi investasi di SBN tetap besar. Salah satu penyebabnya, yakni meningkatnya risiko pada corporate bond beberapa BUMN Karya dan tingkat suku bunga deposito makin menurun seiring dengan turunnya suku bunga acuan.
Baca Juga: Hasil Investigasi Empat Dapen BUMN Direncanakan Rampung September 2023
Mengenai tren bunga turun, dia menyebut perusahaan tentu akan memilih strategi untuk investasi ke obligasi korporasi secara selektif dan saham bursa secara selektif juga ke depannya.
"Dana pensiun akan memilih investasi pada instrumen yang risikonya rendah dan hasilnya optimal," kata Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News