kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Premi asuransi migas mulai dibagi-bagi


Selasa, 05 Juni 2012 / 08:39 WIB
Premi asuransi migas mulai dibagi-bagi
ILUSTRASI. Pusat vaksinasi yang ditutup karena tidak tersedianya pasokan vaksin Covid-19, di Mumbai, India.


Reporter: Feri Kristianto | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Teka-teki pembagian kue premi konsorsium asuransi minyak dan gas (migas) Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) akhirnya terjawab. Seperti sudah dipastikan sebelumnya, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) selaku kepala konsorsium aset migas dari BP Migas, kebagian jatah terbesar, yakni 51% dari total premi. Sisanya dibagikan kepada sembilan anggota konsorsium.

Budi Tjahjono, Direktur Utama Jasindo, menjelaskan, konsorsium menanggung nilai aset pertanggungan migas sebesar US$ 30 miliar pada tahun ini. Jumlah itu menghasilkan setoran premi sebanyak US$ 40,48 juta.

Nilai pertanggungan itu lebih besar dibandingkan tahun lalu, hanya US$ 28,74 miliar. Sayang, premi tahun ini lebih rendah ketimbang periode sebelumnya, yang mencapai US$ 49 juta. "Harga internasional asuransi ini turun, sehingga preminya juga ikut menyusut," kata Budi, di sela-sela perayaan ulang tahun Jasindo, Senin (4/6).

Sebagai kepala konsorsium, Jasindo berhak mendapatkan pertanggungan dan premi paling banyak. Diperkirakan, pendapatan premi di layanan ini bila dikonversi ke rupiah mencapai Rp 300 miliar. Ini cukup membantu pencapaian target premi pada tahun ini sebanyak Rp 600 miliar.

Eko Wuri Santoso, Direktur Pemasaran Korporasi Jasindo, mengakui, risiko asuransi ini besar. Tapi ia yakin, asuransi migas cukup membantu perkembangan industri perasuransian domestik.

Masih belajar

Gde Pradnyana, Kepala Humas Divisi dan Formalitas BP Migas mengaku, tidak mengetahui jatah masing-masing anggota konsorsium. Sebab keputusan ditangan anggota konsorsium. "Mereka sendiri yang membaginya, kami tidak ikut mengaturnya," jawab Pradnyana.

Dari penelusuran KONTAN, PT Tugu Pratama Indonesia tetap mendapatkan porsi sebesar 20% dari total premi. Angka tersebut menyusut drastis dari sebelumnya 37%. Ini karena TPI tidak lagi berperan sebagai kepala konsorsium dan digantikan Jasindo.

Sedangkan PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) kebagian porsi 3%, Panin Insurance meraih 2%, PT Asuransi Jaya Proteksi dan Asuransi Bangun Askrida hanya mendapat jatah masing-masing di bawah 1%. Sayang, Asuransi Wahana Tata, Asuransi Central Asia, Asuransi Astra Buana, Asuransi Sinar Mas belum diketahui.

Karel Fitrianto, Direktur Panin Insurance, mengaku, jatah mereka tidak terlalu besar, karena masih belajar di bidang migas. Dengan porsi sekitar 2%, premi yang diperoleh kisaran Rp 20 miliar.

Meski tidak terlalu besar, nilai tersebut cukup untuk Panin Insurance. "Kami ini masih belajar di industri oil and gas," terangnya.
Karel menegaskan, pemasukan sebesar itu sudah bisa menjadi alternatif pendapatan premi. Maklum selama ini mereka lebih mengandalkan lini properti dan kendaraan bermotor.

Padahal prospek dua lini produk itu pada tahun ini makin berat. Alhasil premi dari migas akan sangat membantu. Target premi Panin Insurance tahun ini Rp 220 miliar, tumbuh 35% dari tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×