Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis asuransi properti mengalami tekanan pada kuartal pertama 2020. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) lini bisnis ini terkoreksi 5,2% year on year (yoy) dari Rp 4,66 triliun menjadi Rp 4,42 triliun hingga Maret 2020.
Wakil ketua bidang statistik dan penelitian AAUI Trinita Situmeang menyatakan penurunan pendapatan premi properti tak terlepas dari pertumbuhan supply dan demand properti komersial yang cenderung menurun hingga triwulan 1 tahun 2020. Supply properti komersial yang terdiri dari perkantoran, hotel, lahan industri, dan sebagainya.
Baca Juga: Debitur yang direstrukturisasi bisa dapat tambahan kredit? Begini kata bankir
Adapun indeks supply properti pada kuartal 1-2020 turun 0,04% yoy sedangkan pada kuartal 1-2019 tumbuh 3,25% yoy. Sedangkan deman hunian properti komersil pada kuartal 1-2020 turun 0,41% yoy dibandingkan pada kuartal 1-2019 yang tumbuh 0,94% yoy.
“Lini bisnis properti ini kita lihat perusahaan manufaktur itu banyak yang melakukan efisiensi, mengurangi lini produksi atau menghentikan sementara. Juga ada pengalihan produk juga. Sehingga produktivitas tidak seperti biasanya. Efisiensi itu membuat pembelian asuransi yang lebih murah, biasanya beli yang all risk jadi beli sebagian,” ujar Trinita pada akhir pekan.
Kendati demikian, Trinita yakin lini bisnis ini masih memiliki prospek dan bisa dioptimalkan oleh para pelaku industri. Lantaran Indonesia berada di ring of fire yang memiliki risiko gempa dan katastropik. Ia pun yakin pada saat pandemi Covid-19 masih bisa bertumbuh.
PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) melihat prospek asuransi properti sepanjang 2020 bakal tertekan. Hal ini tak terlepas dari pengetatan penyaluran KPR di berbagai bank di Indonesia.
Baca Juga: Gandeng Shopee untuk beri pendanaan bagi UMKM, segini bunga yang dipatok Modalku
Wakil Direktur Utama PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia Nicolaus Prawiro mengatakan, perusahaan akan melihat kondisi pada semester kedua 2020 untuk mengambil langkah merevisi atau tidak lini bisnis ini.
“Kami masih menunggu Juni 2020 dulu, tapi rasanya pasti akan berpengaruh bagi bisnis asuransi properti, karena pengetatan kredit KPR dari bank. Kuartal I-2020 tahun ini turun hampir 20% dibandingkan periode yang sama di 2019 untuk lini bisnis asuransi properti,” ujar Nicolaus kepada Kontan.co.id.