Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Unit usaha syariah terus mencatat kinerja kinclong. Tengok saja, per Juni 2011, bisnis syariah Allianz Life Indonesia membukukan pendapatan premi sebesar Rp 186,6 miliar atau tumbuh 17% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp 159,5 miliar.
Tak sekencang sister company, perolehan premi Allianz Utama Indonesia hanya naik 15% menjadi Rp 7,1 miliar.
Direktur Syariah Allianz Life Indonesia Kiswati Soeryoko mengatakan, perkembangan bisnis industri asuransi jiwa syariah secara keseluruhan telah
merangsang pertumbuhan unit usaha syariah Allianz Life Indonesia. "Sebanyak 98,9% ditopang oleh bisnis individu, dan cuma 1,1% yang berasal dari health and group life,” ujarnya, akhir pekan lalu.
Adapun jalur distribusi yang mendongkrak pendapatan premi, yaitu keagenan sebanyak 95,7%. Maklum, dari total agen asuransi jiwa Allianz Life Indonesia yang nyaris 10.000 orang, sekitar 4.700 orang di antaranya terakreditasi internal untuk menjual produk-produk asuransi jiwa syariah. Sedangkan, sisanya jalur distribusi bancassurance hanya berkontribusi 3,8%, dan alternative distribution 0,4%.
Sementara, dari total pendapatan premi asuransi kerugian syariah yang berhasil dikantongi yaitu sebesar Rp 7,1 miliar. Sebanyak 46,3% di antaranya ditopang oleh agen. Sisanya, 31,2% berasal dari alternative distribution and others yang tak lain adalah kemitraan dengan bank dan perusahaan pembiayaan, serta 22,5% lainnya dari broker asuransi.
Hingga kini, Kepala Divisi Syariah Allianz Utama Indonesia Sjaeful Safarudin menjelaskan, pendapatan premi asuransi kerugian masih didominasi oleh produk asuransi kendaraan bermotor sebanyak 38%. Disusul, produk asuransi properti 29,%, dan engineering 28%. "Untuk memperbesar pendapatan premi, kami akan menambah mitra bank dan leasing," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News