kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Presdir BCA: Kepemimpinan tak hanya cukup diisi orang hebat, tapi tim yang hebat pula


Kamis, 18 Juni 2020 / 04:27 WIB
Presdir BCA: Kepemimpinan tak hanya cukup diisi orang hebat, tapi tim yang hebat pula
ILUSTRASI. Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di kalangan pebisnis dan pelaku keuangan di Indonesia, nama Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja sangat terkenal. Kali ini, berbagi pengalaman soal tipe kepemimpinan di dalam sebuah tim. 

Jahja menuturkan, kepemimpinan (leadership) yang kuat berperan penting dalam sebuah bisnis. Kepemimpinan tak cukup hanya diisi oleh orang hebat, tapi harus diisi oleh tim yang hebat pula. Itulah yang dinamakan servant leardership

"Dalam servant leardership ini, kita menghargai bukan semata pribadi yang kuat dan hebat. Tapi kita harus memiliki orang-orang yang kuat dalam tim. Ada yang kuat dalam berstrategi, kuat bertempur, dan ada orang bijak," kata Jahja dalam webinar Marketeers Hangout, Rabu (17/6/2020). 

Baca Juga: Baru separo terbit, BCA (BBCA) stop penerbitan obligasi berkelanjutan, ada apa?

Jahja menuturkan, seorang pemimpin tidak akan berfungsi apa-apa bila tim di belakangnya tidak mendukung. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus bisa menggerakkan anak buahnya untuk terpacu dengan koordinasi, bukan memunculkan ego masing-masing. 

"Misalnya ada kalanya suatu bank merekrut jagoan dari berbagai institusi, lalu digabung dalam satu tim. Secara individual, mereka akan berkinerja sangat baik. Tapi pada saat harus teamwork, akan ada suatu ego-ego yang muncul. Yang jadi sulit, yang sulit makin sulit. Ini jadi PR," ucap Jahja. 

Baca Juga: Risiko NPL meningkat, bank pastikan tetap bentuk pencadangan

Lebih lanjut dia menuturkan, pemimpin harus bisa membuat setiap anggota berkontribusi secara seimbang, tidak ada yang memenangkan ego. Pemimpin harus memastikan semua anggota diberikan hal untuk mengajukan usulan atau masukan. 

"Kadang-kadang sering terjadi orang mendengar siapa yang berbicara, bukan apa yang disampaikan. Kalau begitu, yang punya potensi dan punya pengalaman akan sungkan menyampaikan kontribusi pemikiran mereka. Itu (usulan) bisa diaplikasikan atau tidak, itu masalah kedua. Dengarkan usulan," tuturnya. 

Baca Juga: Bisnis E-Money Bank Akan Segera Tumbang

Di BCA sendiri, kata Jahja, semua boleh mengutarakan pendapat. Namun pendapat itu tentu saja tak cukup hanya berlandaskan teori. Sebab tak semua teori bisa diaplikasikan di lapangan. Para karyawan dituntut untuk memberikan fakta nyata di lapangan. 

"Ada yang berteori, nah ini yang saya enggak suka. Harus dengan pembuktian fakta di lapangan. Kalau sudah membuktikan fakta, (masukan) itu harus diterima. Jadi ini membangkang yang positif," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bos BCA: Kepemimpinan Tak Cukup Hanya Diisi Orang Hebat, tetapi..."
Penulis : Fika Nurul Ulya
Editor : Erlangga Djumena

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×