kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prestasi bagus, bankir pesta bonus


Kamis, 04 April 2013 / 08:30 WIB
Prestasi bagus, bankir pesta bonus
ILUSTRASI. Penjual bendera Taliban di depan bekas gedung kedutaan AS di Kabul, Afghanistan 8 Oktober 2021.


Reporter: Roy Franedya, Dessy Rosalina, Nina Dwiantika | Editor: Roy Franedya

JAKARTA. Bagi sebagian investor, cemerlangnya kinerja keuangan 2012 belum tentu mendatangkan dividen. Kondisi ini berbeda dengan para bankir. Kinerja keuangan yang bagus akan menjanjikan remunerasi besar.

Salah satunya manajemen Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN). Dari laba bersih 2012, 10 Direksi BTPN mendapatkan remunerasi sebesar Rp 67,6 miliar dan 6 komisaris mendapatkan Rp 17,5 miliar. Porsi bonus ini di bawah 1% dari laba bersih 2012, sebesar Rp 2 triliun atau tumbuh 41% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pembagian bonus ini akan disesuaikan beban kerja masing-masing. Tapi jika dirata-rata, setiap direksi mendapatkan Rp 6,76 miliar dan satu orang komisaris Rp 2,92 miliar. Tahun ini BTPN tidak membagikan dividen ke pemegang saham.

Bank BRI Agro juga tidak membagikan dividen. Kendati begitu, direksi dan komisaris tetap menerima bonus Rp 1,65 miliar atau sekitar 5% dari laba bersih sebesar Rp 33,02 miliar. "Keputusan ini sudah disetujui pemegang saham," ujar Direktur Utama Bank BRI Agro, Heru Sukanto.

Di BRI Agro, pembagian bonus juga disesuaikan beban kerja direksi. Tetapi sepertinya gambarannya tidak seperti tahun 2011. Dalam laporan keuangan 2011, ada dua direksi yang menerima bonus di atas Rp 1 miliar - Rp 2 miliar per tahun, sisanya tiga direksi dan empat dewan komisaris menerima bonus antara Rp 500 juta - Rp 1 miliar.

OCBC NISP juga tidak membagikan dividen, tapi direksi mendapatkan remunerasi. Direktur Utama OCBC NISP, Parwati Surjaudaja, menyatakan besaran remunerasi 2012 tidak mengalami perubahan dari tahun 2011. "Besaran tantiem sudah diputuskan oleh dewan komisaris," ujar dia. Sayang, ia tidak menyebutkan angkanya.

Tetapi bila berkaca pada tahun 2011, lima dewan komisaris OCBC NISP menggaet remunerasi Rp 13,86 miliar, sedangkan 10 direksi mendapatkan Rp 56 miliar.

Kondisi berbeda terjadi pada Bank Saudara. Bank miliki Arifin Panigoro ini memberikan dividen 35,08% atau setara Rp 41,69 miliar ke pemegang saham dan bonus Rp 3,56 miliar pada dewan direksi dan komisaris.

Direktur Utama Bank Saudara, Madyantoro Purbo, mengatakan pembagian bonus ke direksi merupakan hal wajar, sebab direksi memiliki target yang harus dicapai. Bila target terpenuhi harus diberikan imbalan. "Besar kecil sangat relatif, tapi setiap keberhasilan harus mendapatkan apresiasi. " Dalam menentukan bonus direksi, pasti sudah memperhitungkan kebutuhan permodalan dan kebutuhan dana operasional tahun berikutnya," ujarnya.

Sebelumnya, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) sempat menyentil perbankan dan BI tentang pembagian bonus perbankan. KPPU menilai, tantiem perbankan yang besar menjadi salah satu sumber inefisiensi di industri perbankan.

Sementara BI dianggap lalai, karena membebaskan tantiem sesuai mekanisme pasar. Padahal seharusnya diatur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×