kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Program asuransi pertanian masih hadapi kendala


Senin, 07 Mei 2018 / 16:53 WIB
Program asuransi pertanian masih hadapi kendala
ILUSTRASI. Petani menanam padi


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menggulirkan program asuransi pertanian yang berfungsi untuk melindungi petani. PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) yang ditunjuk sebagai pelaksana program ini mengaku masih menghadapi beberapa kendala dalam menjalankan program ini

Kepala Divisi Asuransi Agri dan Mikro Jasindo Ika Dwinita Sofa mengatakan, beberapa kendala tersebut antara lain adalah masih rendahnya kesadaran petani maupun peternak atas pentingnya asuransi pertanian, tingkat kesejahteraan petani atau peternak yang menjadi kriteria program masih lemah, juga masih banyak petani dan peternak yang belum terakses lembaga pemerintah dan lembaga keuangan bank dan non bank.

Bahkan, secara umum asuransi pertanian ini juga memiliki risiko yang lebih tinggi. "Selain itu, ada kendala geografis yang harus dijangkau untuk melayani program ini. Terbatasnya akses infrastruktur juga menjadi tantangan tersendiri," ujar Ika kepada Kontan.co.id, Senin (7/5).

Menurut Ika, adanya upaya pemerintah untuk membantu petani dalam membayar premi asuransi pertanian sebesar 80% menjadi salah satu faktor untuk membantu mengembangkan program asuransi pertanian. "Minimal masyarakat sudah mengenal asuransi meski belum tumbuh kesadarannya," ujar Ika.

Hingga kuartal I 2018, Jasindo sudah membukukan premi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) sebesar Rp 46, 32 miliar atau turun 1% dari periode yang sama tahun sebelumnya, sementara premi Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) sebesar Rp 8,98 miliar atau naik 66% dibandingkan tahun lalu bulan yang sama.

Ika menjelaskan, pertumbuhan AUTS yang besar ini karena adanya dorongan yang besar dari Kementerian Pertanian untuk melaksanakan AUTS di semester pertama. "Kemudian ada beberapa program daerah untuk mengadakan sapi indukan yang kemudian sapi indukan tersebut diminta diasuransikan," jelas Ika.

Ika mengatakan, sawah yang terdaftar dalam AUTP sekitar 250.000 ha, sementara sapi atau kerbau yang terdaftar dalam AUTS sekitar 45.000 ekor.

Ke depannya, Ika berharap program ini akan dikembangkan dan diintegrasikan dengan program kredit pangan (KUR Pertanian) sehingga selain untuk membantu menghadapi gagal panen, asuransi ini juga bisa membuka akses modal murah untuk petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×