kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.197   56,12   0,79%
  • KOMPAS100 1.107   11,64   1,06%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   0,95   0,43%
  • IDX30 449   6,34   1,43%
  • IDXHIDIV20 540   5,67   1,06%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,44   0,32%
  • IDXQ30 149   1,61   1,09%

Prospek bisnis fintech multiguna diperkirakan makin cerah tahun ini


Senin, 15 Juli 2019 / 19:57 WIB
Prospek bisnis fintech multiguna diperkirakan makin cerah tahun ini


Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) optimistis bisnis fintech lending multiguna bakal tumbuh tahun ini. Tanpa menyebut penyaluran di tahun lalu, Ketua Bidang Pembiayaan Multiguna AFPI Dino Martin memprediksi, pinjaman multiguna fintech bakal tumbuh 30% tahun ini.

Ia mengatakan, prospek bisnis fintech multiguna ini masih cerah. Makanya, Dino menekankan, fintech yang memiliki bisnis pinjaman multiguna harus bisa berinovasi dan menghadirkan layanan terbaik yang mampu menjawab tuntutan pasar, layaknya seperti produk lainnya.

Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hendrikus Passagi mengatakan, jumlah fintech yang memiliki produk kredit multiguna mencapai 40% dari total perusahaan fintech yang berizin di OJK. Sebagai informasi, per Mei 2019, ada 113 perusahaan fintech yang terdaftar dan berizin di OJK.

OJK mencatat, penyaluran pinjaman fintech lending hingga Mei 2019 mencapai Rp 41,03 triliun, naik 81,06% secara year to date (ytd). “Dari jumalah tersebut, kredit produktif masih mendominasi layanan pemberian pinjaman sebesar 60%,” ujar Hendrikus kepada Kontan.co.id, Senin (15/7).

Hendrikus melihat prospek fintech multiguna masih cerah ke depannya. Sebab, kebutuhan pendanaan bagi masyarakat unbanked dan underserverd sangat besar.

Jumlah UMKM yang belum mendapat kredit perbankan pun juga banyak, lebih dari 40 juta UMKM. Jumlah tersebut belum termasuk petani, nelayan, peternak, dan perajin.

“Bandingkan dengan jumlah akumulasi pinjaman fintech yang baru mencapai Rp 40 triliunan dengan jumlah borrower yang baru sekitar 8 jutaan. Jika memperhatikan angka-angka tersebut, maka prospek fintech lending yang baru berjumlah 113 penyelenggara, tentu masih terbuka sangat luas,” jelasnya.

Pemain fintech lending multiguna, PT Kredit Pintar Indonesia hingga pertengahan Juli 2019, sudah menyalurkan pinjaman Rp 4 triliun dengan jumlah pinjaman sebanyak 3 juta kali. VP of Business Development Kredit Pintar Boan Sianipar mengatakan, pencapaian ini didorong pinjaman berulang dari penggunanya.

“Tahun ini kita harap jumlah pinjaman bisa bertumbuh sesuai dengan skala pertumbuhan fintech,” ujar Boan Sianipar kepada Kontan.co.id, Senin (15/7).

Kredit Pintar menargetkan penyaluran pinjaman di tahun ini bisa mencapai Rp 4,4 triliun. Untuk mencapai target tersebut, Kredit Pintar kerja sama dengan partner-partner untuk menyediakan akses ke kredit bagi yang membutuhkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×