kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek keuangan syariah cerah, BI: Perlu pengembangan instrumen yang mendukung


Minggu, 11 Agustus 2019 / 18:38 WIB
Prospek keuangan syariah cerah, BI: Perlu pengembangan instrumen yang mendukung
ILUSTRASI. Destry Damayanti


Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek keuangan syariah 2019 di Indonesia dinilai cerah menyusul dukungan dari Bank Indonesia (BI) dengan hadirnya fintech berbasis syariah.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan, sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, layanan keuangan digital atau financial technology (fintech) syariah memiliki potensi yang besar untuk bertumbuh.

Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) yang baru saat ini mencatat anggota yang teregistrasi baru mencapai 60 anggota.

Sedangkan dari 60 fintech syariah tersebut, 13 anggotanya merupakan penyedia layanan Peer-to-Peer Lending (P2P) yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 77/POJK.O1/2016, sementara sisanya masuk dalam POJK Inovasi Keuangan Digital.

"Banyaknya penduduk muslim bukan jaminan kalau industri tidak dikelola dengan baik seperti tidak dikembangkan supply, demand, instrumen, peraturan, jadi sebenarnya potensi itu ada besar sekali,"ujar Destry Damayanti saat ditemui Kontan.co.id belum lama ini.

"Contohnya seperti Malaysia meskipun penduduknya jauh dibandingkan Indonesia namun industri keuangan syariah sudah menyumbangkan lebih 10% terhadap industri syariah global. kalau di Indonesia peran bank syariah selama 10 tahun hanya menyumbang 2% yang meningkat itu di pasar modal 16% ini pun belum dihitung dengan produk saham syariah,"lanjut Destry.

Baca Juga: Waduh, 12 unit usaha syariah (UUS) tak penuhi syarat spin off

"Sekarang ini pasar modal menyasar ke generasi milenial jadi ini sebagai suatu peluang ke depannya kita bisa meningkatkan lebih tinggi lagi,"jelasnya.

Total aset bank syariah global tercatat sebesar US$ 1,57 triliun pada tahun 2018. sedangkan aset perbankan syariah Indonesia masih menduduki peringkat ke 9 dengan share 1,9%.

Total aset keuangan syariah Indonesia tidak termasuk saham syariah mencapai Rp 1,34 triliun atau 8,7% dari total aset keuangan Indonesia.

Destry Damayanti bilang, terkait dengan produk syariah, posisi Indonesia dalam industri halal global masih sebagi konsumen ketimbang produsen. Makanan halal Indonesia berada dalam impor terbesar untuk produk halal. sedangkan di keuangan syariah kita berada di urutan ke 10.

Nah dengan situasi saat ini, Indonesia masih jadi konsumen bukan produsen. Hal ini menjadi tantangan untuk bisnis keuangan syariah.

"Potensi sebenarnya besar sekali. salah satunya di wisata halal, fashion muslim, farmasi dan kosmetik trennya naik, inilah produk yang bisa kita dorong ke depannya,"kata Destry.

Destry menambahkan, tantangan ke depan keuangan dan ekonomi syariah yaitu tidak adanya link sektor keuangan syariah dan juga di sektor riilnya. Jadi disini industri keuangan syariah berkembang sendiri, tapi tidak langsung link atau menyalurkan sektor riil yang berada di syariah. 

Destry menegaskan ke depannya yang perlu dikembangkan yakni penguatan sektor keuangan syariah, penguatan sektor UMKM, dan penguatan di bidang ekonomi digital. ini program nasional dan pasti ada di program KNKS.

Dari Bank Indonesia (BI), ekonomi keuangan syariah menjadi salah satu bagian penting dalam kebijakan yang ada di BI. jadi BI pun memperkaya instrumen syariah. seperti ada repo syariah, sukuk syariah, sukuk BI yang diberikan BI untuk mengantisipasi likuiditas di bank.

"Jadi saat ini momentumnya sedang cukup baik kita melihat potensi yang besar sekali dari ekonomi dan keuangan syariah ini,"kata Destry.

Destry bilang yang akan dilakukan oleh BI ke depannya, bahwa BI sudah menyusun rencana yakni saat ini memperdayakan usaha seperti pesantren karena BI melihat basis dari syariah masih kuat sekali di pesantren. BI juga mengeluarkan Sukuk Bank Indonesia sebagai instrumen keuangan syariah, manajemen likuiditas perbankan, dan pedalaman pasar keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×