Reporter: Issa Almawadi | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. Dalam tiga bulan pertama tahun ini, Bank Mandiri memperoleh laba bersih Rp 5,1 triliun. Laba sebanyak ini naik 4,3% dari periode sama 2014 yang sebesar Rp 4,9 triliun.
Laba bersih bank pelat merah ini hanya bis anaik tipis karena adanya tekanan pada kondisi perekonomian yang membuat bank harus menyiapkan dana besar untuk provisi kredit.
"Jika di kuartal I 2014 provisi kami Rp 1,2 triliun, maka di kuartal I 2015 mencapai Rp 1,5 triliun," terang Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, Jumat (24/4).
Peningkatan provisi tersebut, lanjut Budi, terkait dengan kualitas kredit yang agak menurun. Hal ini terlihat dari non performing loan (NPL) Bank Mandiri yang naik 200 basis poin menjadi 0,89% dari periode sama 2014 yang sebesar 0,67%.
Penyumbang NPL Bank Mandiri berasal dari segmen usaha kecil dan komersial, yang masing-masing naik 200 hingga 300 basis poin.
Tidak hanya itu, Budi juga mengakui, Bank Mandiri masih mengalami tekanan biaya dana yang sudah berlangsung sejak tahun lalu. Kenaikan biaya dana itu terlihat dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 18,3% menjadi Rp 628,7 triliun.
"Atas kenaikan biaya dana itu, maka net interest margin (NIM) kami tergerus 0,3% menjadi 5,62%," jelas Budi. Meski begitu, imbuh Budi, Bank Mandiri sudah mulai menurunkan tingkat bunga dana per 1 April 2015.
Pada kuartal I lalu, beban bunga Bank Mandiri naik 35,3% dari Rp 5,06 triliun menjadi Rp 6,85 triliun. Nah, naiknya biaya dana inilah yang membuat laba Bank Mandiri tak bisa tumbuh tinggi. Padahal, pendapatan bunga Bank Mandiri naik 19,6% menjadi Rp 17,12 triliun. Begitu pula pendapatan berbasis komisi alias fee based income naik 9,9% menjadi Rp 3,87 triliun.
Secara umum, bisnis Bank Mandiri terbilang baik. Dari sisi kredit misalnya, terjadi pertumbuhan 13,3% menjadi Rp 532,8 triliun dari Rp 470,4 triliun. Pertumbuhan kredit ini mendorong aset Bank Mandiri menjadi Rp 868,3 triliun, naik 19% dibandingkan posisi Maret 2014 yang sebesar Rp 729,5 triliun.
Pahala N. Mansuri, Direktur Treasury Bank Mandiri, menambahkan, penyaluran kredit yang tumbuh paling besar terjadi di sektor kredit mikro. Per Maret 2015, kredit mikro Mandiri mencapai Rp 37,2 triliun, tumbuh 32%. Disusul kredit komersial sebesar Rp 145,1 triliun atau naik 24,7%, dan business banking yang naik 19,5% menjadi Rp 56,3 triliun.
"Sementara konsumer kami naik 14,4% menjadi Rp 65,7 triliun dan pertumbuhan kredit korporasi dan institusi mencapai 6,2% menjadi Rp 170,7 triliun," imbuh Pahala.
Kinerja Mandiri juga ditopang oleh sumbangan anak-anak usahanya yang mencatat perolehan laba Rp 607 miliar dan berkontribusi 11,8% dari laba bersih konsolidasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News