Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending masih dominan di Jawa per Februari 2024. Adapun penyaluran dana fintech di Jawa per Februari 2024 sebesar Rp 46,05 triliun, sedangkan luar Jawa sebesar Rp 15,03 triliun.
Tercatat, pendanaan di Pulau Jawa meningkat 0,3% per Februari 2024, dibandingkan per Januari 2024 yang sebesar Rp 45,91 triliun. Adapun pendanaan di luar Jawa tercatat menurun 3,65%, dibandingkan per Januari 2024 yang sebesar Rp 14,5 triliun.
Mengenai hal itu, pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda memperkirakan penyaluran pendanaan fintech lending ke Pulau Jawa masih akan menjadi yang tertinggi dalam waktu yang lama.
"Minimal 5 tahun ke depan, saya rasa masih akan sama kondisinya. Kecuali, ada transformasi yang signifikan. Namun, saya rasa akan susah," katanya kepada Kontan, Jumat (26/4).
Baca Juga: Penyaluran Pendanaan Didominasi Pulau Jawa, Modalku Beberkan Penyebabnya
Nailul menyebut salah satu faktor utamanya pendanaan masih berfokus di Pulau Jawa karena adanya ketimpangan digital yang masih terjadi di Indonesia. Menurutnya, dari sisi kesiapan infrastruktur digital juga sudah berbeda antara Pulau Jawa dengan Luar Jawa. Ditambah fintech lending juga beroperasi melalui skema digital.
Dia beranggapan infrastruktur internet di Pulau Jawa sangat jauh lebih maju, dibandingkan di Luar Jawa.
"Kalau tidak ada akses internet, tidak mungkin juga download aplikasi fintech P2P lending," kata Nailul.
Selain itu, Nailul bilang faktor pangsa pasar utama masih didominasi oleh masyarakat di Pulau Jawa. Hal itu bisa terlihat dari perputaran uang yang terjadi di Pulau Jawa juga masih begitu besar. Oleh karena itu, dia meyakini Pulau Jawa masih menjadi primadona penyaluran pendanaan bagi fintech P2P lending ke depannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News