Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bila hendak bepergian ke luar negeri, tak hanya menyiapkan administrasi seperti passport atau visa saja. Segepok uang dengan valuta negara tujuan jadi sangat penting. Memang uang bukan segalanya, tapi tanpa uang bisa-bisa jadi gembel di negara orang.
Itulah yang terlintas di benak Raihanul Jannah (27), seorang travel enthusiast sekaligus memiliki usaha biro perjalanan lintas negara. Ia memutuskan untuk pergi ke salah satu Toko Emas di Bukittinggi untuk hajat tersebut.
Terkadang ia menukarkan ringgit Malaysia, dolar Singapura, atau Euro di kedai emas yang juga melayani penukaran uang.
“Kalau money changer atau menukar ke bank, antriannya lama, bikin malas. Mending ke sana saja (toko emas) tidak perlu antri, cepat, dan mudah,” ujarnya.
Kemudahan dan kecepatan yang menjadi syarat utama bagi Raihanul. Ia memang mengandalkan uang kartal ketika melancong ke luar negeri.
Baca Juga: Dompet Digital Gencar Mengincar Transaksi QRIS
Perempuan yang melakukan perjalanan ke luar negeri minimal tiga kali dalam satu bulan ini, mengaku transaksi pembayaran menggunakan kartu masih memiliki kelemahan.
“Tidak semua kartu dari Indonesia bisa digunakan di luar negeri. Bila nanti QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) lintas negara sudah diimplementasikan maka akan sangat membantu,” tambahnya.
Memang saat ini, Bank Indonesia (BI) tengah berupaya agar QRIS bisa dijadikan alat pembayaran global masa depan. BI menyasar negara yang memiliki potensi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi antara lain dalam perdagangan atau pariwisata.
Terlebih, di dalam negeri transaksi QRIS terus tumbuh empat kali lipat pada Februari 2022 atau mencapai Rp 4,5 triliun. Oleh sebab itu, regulator sistem pembayaran ini melakukan uji coba penerapan QRIS lintas negara dengan menggandeng bank sentral Malaysia dan Thailand.
Bahkan BI tengah menjajaki kerja sama untuk dengan negara lain, seperti halnya Arab Saudi melalui Saudi Arabian Monetary Agency. Dalam melakukan transaksi QRIS, BI menggunakan skema currency settlement (LCS) yang memungkinkan nasabah tetap menggunakan rupiah walau sedang di luar negeri.
Sebab, dengan payung LCS, penyelesaian transaksi bilateral antara dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing negara. Lantaran, setelmen transaksinya dilakukan di dalam yurisdiksi wilayah negara masing-masing.
Jadi, nasabah tidak perlu lagi repot-repot lagi menukar uang secara manual. Sebab, bank yang tergabung dalam inisiatif QRIS lintas negara ini akan langsung memproses transaksi penukaran nilai tukar mata uang lokal akan meningkatkan efisiensi transaksi sehingga biaya transaksi menjadi lebih murah.
Bahkan, QRIS lintas negara ini disinyalir dapat meningkatkan transaksi UMKM, karena memudahkan konsumen mancanegara untuk bertransaksi saat membeli produk lokal.
Begitu pula pada sektor pariwisata, para wisatawan asing nantinya cukup menggunakan QR Cross-border jika ingin bertransaksi saat vakansi di Indonesia. Begitu juga jika kita ingin bepergian ke luar negeri.
Baca Juga: BNI Catatkan Volume Transaksi QRIS Rp 297 Miliar per Maret 2022
Lewat efisiensi yang ditawarkan, QRIS lintas negara diharapkan juga dapat mendukung percepatan pemulihan ekonomi di berbagai sektor. Dengan berbagai keunggulan dan kemudahan yang ditawarkan, tak heran jika Pembayaran lintas negara yang di dalamnya terdapat QRIS lintas negara masuk ke dalam pembahasan di jalur keuangan Presidensi G20.
Kendati demikian, BI berkomitmen untuk mengembangkan pembayaran digital tersebut, dengan memperhatikan keseimbangan antara mendukung inovasi dan mitigasi risiko.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta menyatakan uji coba ini terus berlangsung namun dengan masih terbatasnya mobilitas akibat pandemi maka transaksinya masih perlu terus didorong.
Transaksi yang tercatat dilakukan oleh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) dalam rangka memastikan baik transaksi baik inbound maupun outbound dapat berjalan.
“Di Indonesia, merchant yang telah menggunakan QR Pembayaran telah mencapai 16,1 juta, sedangkan Thailand sekitar 7 juta dan Malaysia 1,1 juta. Pembayaran digital akan menjadi alternatif metode pembayaran yang mudah dan efisien bagi masyarakat untuk melengkapi pembayaran secara tunai,” ujarnya kepada Kontan.co.id belum lama ini.
Ia menyebut peningkat penggunaan pembayaran digital domestik di masing-masing negara di masa pandemi akan menjadi modal awal perubahan perilaku dari semula menggunakan uang kartal menjadi lebih digital dengan mobile payment seperti QRIS.
SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri, Thomas Wahyudi menyatakan Bank Mandiri sedang mempersiapkan kegiatan piloting penerimaan transaksi QR Cross Border yang diinisiasi oleh BI baik QR Thailand maupun QR Malaysia. Di sisi lain, bank berlogo pita emas ini juga sedang mempersiapkan untuk penerimaan transaksi QR dari e-Wallet Alipay.
“Kami optimis transaksi QRIS lintas negara ini akan men-generate transaksi yang cukup baik mengingat saat ini teknologi QR sudah mulai secara umum digunakan, dimana memang kecenderungan orang selalu membawa serta ponsel pintasnya bersama mereka. Penggunaan QR tentunya akan lebih memudahkan wisatawan dalam bertransaksi secara nyaman dan seamless,” tukasnya.
Seiring dengan itu, bank akan membawa berkah bagi bank. Selain memberikan kenyamanan bagi nasabahnya, bank juga akan mengantongi pendapatan berbasis komisi.
“Fee yang didapatkan oleh Bank atas transaksi QR Cross Border sendiri adalah dalam bentuk share fee Merchant Discount Rate (MDR). Saat ini, nilai sharing MDR-nya masih dalam tahap diskusi antara Penyelenggara, Asosiasi dan juga regulator,” tambahnya.
Asal tahu saja, MDR merupakan tarif yang dikenakan oleh bank kepada merchant atau pedagang yang terhubung ke ekosistem QRIS. Besaran MDR ini akan ditetapkan sendiri oleh BI.
Head of Marketing, Branding and Digital Products PT Bank Commonwealth Lia Rosmalia menyambut baik inisiatif QRIS lintas negara ini. Lantaran akan memperluas opsi bagi nasabah kami untuk melakukan transaksi pembayaran di luar negeri.
“Saat ini nasabah kami sudah bisa melakukan transaksi pembayaran di luar negeri menggunakan debit card atau tarik tunai di jaringan ATM CBA di Australia. Dengan adanya QRIS lintas negara membuat transaksi belanja di luar negeri menjadi semakin mudah dan juga aman,” paparnya.
Ia berharap bila inisiatif ini dijalankan, jumlah transaksi yang terjadi akan terus meningkat, mengingat beberapa negara sudah mulai membuka perbatasan untuk kunjungan wisatawan. Penggunaan QRIS yang mempermudah transaksi juga akan sangat mendukung perkembangan dan tren saat ini menuju masyarakat tanpa uang tunai atau cashless society.
Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) naik menjadi 18.500 per Februari 2022. Angka ini naik 21,91% jika dibandingkan dengan posisi Januari 2022 yang hanya 15.100 kunjungan. Kenaikan jumlah wisman ini akan menjadi modal awal bagi larisnya penggunaan QRIS lintas negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News