Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tampak semakin masif melakukan pengembangan fitur Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Secara bertahap, BI semakin mempermudah penggunaan QRIS agar nilai transaksinya juga terdongkrak.
Teranyar, BI meluncurkan fitur QRIS berbasis Near Field Communication (NFC) atau biasa dikenal QRIS Tap. Ini sudah jauh berkembang dari awal-awal fitur QRIS yang berupa kode QR bersifat statis.
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Dicky Kartikoyono mengungkapkan, perluasan fitur QRIS ini memang diharapkan bisa meningkatkan nilai transaksi, selain juga meningkatkan inklusi. Maklum, BI memiliki roadmap terkait target-target nilai transaksi QRIS di beberapa tahun mendatang.
Jika mengacu pada Buku Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024, BI memperkirakan nilai transaksi QRIS hingga 2027 bisa mencapai Rp 750,3 triliun. Di mana, rata-rata pertumbuhan tiap tahunnya setidaknya mencapai sekitar Rp 97 triliun.
Baca Juga: Layanan QRIS Jadi Primadona, Bank Proyeksi Kenaikan Transaksi pada Ramadan & Lebaran
Dicky menambahkan, selama ini nilai transaksi QRIS rata-rata per tahun ada di kisaran Rp 86 triliun hingga Rp 90 triliun. Ia optimistis dengan adanya QRIS Tap ini, secara transaksi tahunan setidaknya bisa ada di kisaran Rp 90 triliun hingga Rp 95 triliun.
“Dengan adanya teknologi yang asumsinya cepat di perkotaan, transportasi, ini penggunanya akan naik,” ujar Dicky, Jumat (14/3).
Meski demikian, implementasi QRIS Tap ini memang akan dilakukan secara bertahap untuk sektor-sektor tertentu. Di mana, pada tahap awal ini ada sekitar 2.353 merchant, yang terdiri dari sektor ritel, transportasi, kesehatan, hingga pendidikan.
Dari sisi gadget yang digunakan, Dicky bilang bahwa implementasi QRIS Tap ini baru bisa digunakan untuk handphone android, sementara belum untuk sistem milik Apple. Sebab, ia menjelaskan Apple memiliki kebijakan untuk tidak langsung membuka akses yang sifatnya memfasilitasi sistem pembayaran.
“Yang pasti sekarang mereka belum memberikan izin atau konsen untuk digunakan sebagai pembayaran di Indonesia,” tambahnya.
Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Santoso Liem bilang, kehadiran QRIS Tap ini memang menjadi game changer untuk sistem pembayaran di tanah air. Di mana, ia bilang Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) siap mendukung digitalisasi di sistem pembayaran.
Baca Juga: Transaksi QRIS Bisnis Bank Raya Capai Lebih dari 2 Juta Transaksi per Desember 2024
Memang, saat ini, untuk QRIS Tap baru ada 15 PJP)yang bisa melayani penggunaan QRIS Tap. PJP tersebut terdiri dari bank dan lembaga keuangan non bank, antara lain BCA, BRI, BNI, Bank Mega, CIMB Niaga, Mandiri, Gopay, ShopeePay, Dana, Bank DKI, Permata Bank, Bank Sinarmas, Bank BPD Bali, Nobu Bank, serta Netzme.
Namun, Santoso bilang asosiasi memiliki peran untuk mendorong agar semua PJP bisa memiliki fitur ini. Di mana, saat ini ada sekitar 257 PJP, yang terdiri dari bank hingga lembaga keuangan non bank.
“Kita akan terus ekspansi semua PJP diharapkan mampu untuk bisa memberikan layanan QR Tap ini,” ujar Santoso.
Selanjutnya: Kecanduan Berbelanja Disebut Oniomania Disorder, Kenali Gejalanya di Sini
Menarik Dibaca: Kecanduan Berbelanja Disebut Oniomania Disorder, Kenali Gejalanya di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News