kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Rapor Bank Mandiri Q3 2016 masih merah, kenapa?


Selasa, 25 Oktober 2016 / 19:00 WIB
Rapor Bank Mandiri Q3 2016 masih merah, kenapa?


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. PT Bank Mandiri Tbk tak berharap besar terhadap perolehan laba tahun 2016 ini. Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, rasio kredit bermasalah atau non performingloan (NPL) masih tinggi sehingga rasio pencadangan terus naik.

Alhasil, laba hingga akhir tahun ini tak memuaskan. “Laba bersih masih turun tapi penurunan tak akan setajam seperti kuartal III-2016,” kata Kartika, Selasa (25/10).

Menurut Kartika, Mandiri akan meraih kenaikan laba untuk kinerja tahun 2017. Bank Mandiri melaporkan laba bersih turun 17,6% menjadi Rp 12,01 triliun per September 2016 dibandingkan posisi Rp 14,58 triliun per September 2015.

Adapun, bank berplat merah ini mencatat pertumbuhan kredit sebesar 11,5% atau menjadi Rp 625,1 triliun per kuartal III-2016 dibandingkan posisi Rp 560,6 triliun per kuartal III-2015. Kredit dengan pertumbuhan tertinggi dari mikro tumbuh 16,7%, korporasi tumbuh 14,2%, dan konsumer tumbuh 13,5%.

Sedangkan untuk dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh 5,5% menjadi Rp 690,5 triliun per kuartal III-2016 dibandingkan posisi Rp 654,6 triliun per kuartal III-2015. Pahala Nugraha Mansury, Direktur Keuangan Bank Mandiri menyampaikan, DPK tumbuh lambat karena terjadi penurunan pada giro dan tabungan valuta asing (valas).

Kartika mengharapkan akan ada penambahan likuiditas dari dana repatriasi program pengampunan pajak atau tax amnesty di akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017. Targetnya, DPK akan tumbuh 10% di akhir tahun 2016 andai dana repatriasi masuk ke perbankan sehingga tidak ada isu pengetatan likuiditas.

Kartika menuturkan, pihaknya akan terus melanjutkan bersih-bersih kredit bermasalah untuk memperbaiki laba. Salah satu caranya adalah Bank Mandiri akan menambah pencadangan provisi hingga Rp 20 triliun di akhir tahun 2016 dari posisi pencadangan sebesar Rp 16 triliun. “Dengan kenaikan pencadangan itu maka coverage ratio berada pada level 130% dari posisi 126%,” tambahnya.

Meskipun rasio kredit bermasalah masih tinggi, namun Bank Mandiri mengincar pertumbuhan kredit dua digit di tahun 2016 ini. Pria yang akrab disapa Tiko ini bilang, pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 12% di tahun ini dengan dukungan kredit di konsumer akan tumbuh 15%-18% dan korporasi tumbuh 15%. Sedangkan, kredit akan tumbuh 12%-15% di tahun 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×