Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asabri (Persero) membutuhkan sokongan dana sebesar Rp 7,26 triliun untuk mengembalikan rasio kecukupan modal sesuai tingkat risiko (RBC), untuk bisa memenuhi kondisi RBC ideal sesuai ketentuan regulasi yakni 120%. Hingga 2019, tingkat RBC Asabri mencapai minus 571,71%.
Direktur Keuangan dan Investasi Asabri Rony Hanityo Apriyanto menyatakan, pemenuhan RBC 120% bukan menjadi bagian penting karena Asabri merupakan asuransi sosial yang mempunyai captive market dari iuran prajurit TNI, anggota Polri dan PNS Kementerian Pertahanan. Sebagai asuransi sosial, Asabri juga tidak menjual produk asuransi seperti asuransi komersial lain.
“Kalau misalnya jualan, maka harus memenuhi RBC 120%. Jadi, penyehatan RBC 120% memerlukan Rp 7,2 triliun dan caranya melakukan recovery pada tahun 2024,” kata Rony di gedung DPR, Jakarta, Rabu (30/1).
Baca Juga: Inilah Saham yang Menyebabkan Penurunan Nilai Investasi Asabri
Ia mengungkapkan, portofolio investasi Asabri menurun signifikan terutama pada kuartal IV 2019. Misalnya saja, terdapat penurunan nilai saham dari Rp 500 per saham menjadi Rp 50 per saham.
“Tapi bedanya dengan (masalah asuransi) sebelah, di kami ada pertanggungjawaban,” ungkap Rony.
Khususnya penurunan nilai saham di Inti Agri Resources Tbk (IIKP) dan Trada Alam Minera Tbk (TRAM) milik Heru Hidayat. Serta pada saham milik Benny Tjokrosaputro yakni PT Hanson International Tbk (MYRX). Kedunya diminta untuk memenuhi tanggung jawab ke Asabri sebesar Rp 10,6 triliun.
Jika ditelisik lebih lanjut, Sony melihat penurunan hasil investasi cukup tajam sejak 2016. Terutama portofolio investasi saham dan reksadana saham yang turun sekitar 50%, di mana underwriting asetnya juga dimiliki oleh Heru dan Benny Tjokro.
Baca Juga: Ini daftar BUMN yang memiliki bisnis rumah sakit besar, siapa saja?