Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) akan menggenjot pertumbuhan bisnis asuransi umum atau kerugian mereka tahun ini. Maklum, meski sumbangan premi asuransi umum terhadap bisnis perusahaan masih mendominasi, pertumbuhannya jauh dibawah asuransi jiwa dan syariah.
Kocu A. Hutagalung, Kepala Divisi Reasuransi Umum Reindo mengungkapkan, hingga saat ini kontribusi premi asuransi umum terhadap total pendapatan premi perusahaan antara 60%-70%. Sisanya berasal dari portofolio produk asuransi jiwa dan asuransi syariah.
Pertumbuhan bisnis asuransi jiwa dan syariah peruwsahaan ini malah menandingi pertumbuhan asuransi umum yang rata-rata per tahun tidak sampai 5%. "Fokus kami tahun ini adalah memperbaiki portofolio produk asuransi umum,” ujarnya kepada KONTAN, Minggu (27/3).
Perbaikan tersebut, juga untuk menaikkan margin keuntungan dari lini usaha asuransi umum yang notabene masih sangat tipis. Saat ini, boleh dibilang pendapatan habis untuk menutup beban biaya risiko. Kondisi ini berbeda dengan aktivitas asuransi jiwa dan syariah yang masih menyisakan profit lumayan.
Selain memperbaiki lini usaha, Reindo juga menata kembali strategi pengelolaan dananya. Manajemen akan memilih instrumen investasi yang memberikan imbal hasil (yield) yang menguntungkan, tapi tetap mempertimbangkan profil risiko.
Hingga akhir tahun lalu Reindo membukukan pertumbuhan hasil investasi sebanyak 40% menjadi Rp 57 miliar dibandingkan perolehan tahun sebelumnya. Dari sisi laba, perusahaan mencatat untung Rp 61 miliar atau naik 53% dibandingkan 2009 lalu, Rp 39,76 miliar.
Laba tersebut berasal dari hasil underwriting produk-produk asuransi jiwa dan syariah. "Lini bisnis asuransi jiwa dan syariah inilah yang memberi sumbangan terbesar terhadap total laba perusahaan ketimbang hasil underwriting produk asuransi umum," terang Kocu.
Tahun lalu perusahaan reasuransi ini meraup premi bersih sebesar Rp 755 miliar, meningkat setinggi 19,59% dibandingkan tahun sebelumnya. Aset Reindo mencapai Rp 922 miliar atau naik 22,48% dibandingkan 2009.
Kendati tidak bisa memastikan target pertumbuhan kinerja sepanjang tahun ini, Kocu optimistis, bisnis yang Reindo bakal menyamai pertumbuhan industri atau minimal 10%. "Terkecuali pada lini usaha asuransi umum yang selalu di bawah 5% dalam beberapa tahun terakhir," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News