Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Reasuransi Internasional Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan Reindo mulai getol mencari celah bisnis yang bisa mereka masuki. Yang terbaru, mereka mengincar kalangan perusahaan penjaminan kredit daerah atawa Jamkrida untuk jadi ceding company mereka.
Direktur Utama Reindo Adi Pramana menyebut langkah menggaet Jamkrida adalah bagian dari upaya untuk mendifersivikasi bisnis mereka. Dengan begitu mereka bisa lebih memaksimalkan pasar yang selama ini belum mereka garap.
Industri reasuransi sendiri menurut dia memang baru diizinkan untuk menanggung ulang risiko yang dimiliki perusahaan penjaminan sejalan dengan berlakunya UU no 40 tahun 2014 tentang perasuransian. Sebelumnya mereka hanya diperbolehkan menjadi reasuradur bagi perusahaan asuransi. "Jadi kita mulai efektif jalankan tahun ini," kata Adi, Selasa (9/6).
Meski merupakan bisnis baru, ia menilai Reindo tak akan kesulitan untuk menanggung resiko dari pebisnis penjaminan kredit. Pasalnya dalam beberapa tahun terakhir mereka sudah memiliki portofolio untuk reasuransi kredit. Nah, dengan kemiripan antara bisnis di asuransi kredit dengan penjaminan kredit, ia yakin pihaknya akan lebih mudah untuk beradaptasi.
Potensi bisnis dengan menggandeng Jamkrida sendiri disebutnya cukup besar. Pasalnya mereka biasanya mendapatkan proyek dari pemerintah provinsi di masing-masing daerah tempat Jamkrida tersebut beroperasi.
Namun kebanyakan, Jamkrida tersebut kapasitasnya masih terbilang kecil. Sehingga Reindo bisa masuk untuk menanggung ulang penjaminan kredit yang dipegang pihak Jamkrida.
Walaupun ia mengakui di tahap awal perolehan premi dari bisnis ini belum akan besar. Namun dengan potensi pembangunan di daerah yang tinggi, ke depan bisnis ini dinilai cukup cerah. "Tahun ini target kita sekitar Rp 14 miliar sampai Rp 20 miliar dari kerja sama dengan Jamkrida," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News