kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Relaksasi bikin bisnis kartu kredit makin lesu


Rabu, 15 April 2020 / 17:13 WIB
Relaksasi bikin bisnis kartu kredit makin lesu
ILUSTRASI. Model memperlihatkan kartu kredit CIMB Niaga Le Club AccorHotels Card saat peluncuran di Jakarta.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan kini tengah menghitung dampak ketentuan relaksasi kartu kredit oleh Bank Indonesia yang akan mulai berlaku Mei 2020 terhadap bisnisnya.

Selasa (14/4) kemarin Bank Indonesia menerbitkan sejumlah ketentuan relaksasi terkait kartu kredit mulai dari menurunkan batas maksimum suku bunga kartu kredit menjadi 2%, menurunkan minimum pembayaran menjadi 5%, dan menurunkan denda maksimum menjadi Rp 100.000.

Baca Juga: Kabar gembira! BI pangkas bunga dan denda terlambat bayar kartu kredit

“Kebijakan tersebut tentu saja akan berpengaruh terhadap bisnis kartu kredit, tetapi saat ini prioritas utama kita adalah mendukung pemerintah dalam memberi stimulus bagi perekonomian,” kata SVP Credit Card Group PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Lila Noya kepada Kontan.co.id, Rabu (15/4).

Ia menilai ketentuan bank sentral tersebut bermanfaat guna menjaga kemampuan pembayaran nasabah agar tetap menunaikan kewajiban pembayaran dengan lebih leluasa, dan kualitas kreditnya tetap terjaga lancar.

Sebab ia mengaku, sejak Maret bisnis kartu kredit bank berlogo pita emas ini mulai lesu akibat pandemi Covid-19.

“Volume transaksi secara tahunan masih stabil. Namun pada Maret 2020 jika dibandingkan secara bulanan memang ada penurunan hampir 2% (mom),” sambungnya.

Sementara tahun lalu bisnis kartu kredit Bank Mandiri tumbuh mumpuni sebesar 20,1% (yoy) dengan penyaluran Rp 13,8 triliun. Segmen ini jadi salah satu penopang pertumbuhan kredit konsumsi dengan pertumbuhan 7,9% (yoy).




TERBARU

[X]
×