kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Resi gudang hindarkan petani dari bunga tinggi


Rabu, 16 Mei 2012 / 13:43 WIB
Resi gudang hindarkan petani dari bunga tinggi
ILUSTRASI. Pasca restrukturisasi, Jiwasraya tidak lagi eligible memenuhi syarat-syarat sebagai perusahaan asuransi jiwa./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/05/10/2020.


Reporter: Astri Kharina Bangun |

JAKARTA. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menyoroti kesulitan petani untuk meminjam uang kepada bank karena tidak mempunyai agunan atau jaminan.

"Akibatnya, petani lebih suka menggadaikan atau mengijon gabahnya dengan harga jual yang lebih rendah dan membayar utang dengan bunga lebih tinggi," ujar Bayu dalam Rakornas III Tim Penanggulangan Inflasi Daerah 2012, Rabu (16/5).

Solusi yang sudah coba dilakukan pemerintah mengatasi hal tersebut adalah dengan menyelenggarakan skema subsidi resi gudang (S-SRG). Skema ini memfasilitasi petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan koperasi untuk memperoleh pembiayaan dari Bank Pelaksana/Lembaga Keuangan Non Bank dengan memanfaatkan Resi Gudang sebagai jaminan.

"Beban bunga kepada peserta S-SRG ditetapkan sebesar 6%. Selisih tingkat bunga S-SRG dengan beban bunga peserta S-SRG merupakan subsidi pemerintah," ujar Bayu.

Ia menjelaskan, pemerintah memberikan subsidi bunga selama masa jangka waktu S-SRG paling lama enam bulan, tidak termasuk perpanjangan jangka waktu pinjaman dan/atau jatuh tempo Resi Gudang.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan no. 37/M-DAG/PER/11/2011 barang yang dapat disimpan di gudang dalam rangka Sistem Resi Gudang adalah gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, dan rotan.

Pada kesempatan yang sama Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menambahkan, SRG akan menjadi alternatif pencadangan dan sistem distribusi pangan serta struktur pasar yang ada.

"Yang perlu dicermati juga dari sistem ini adalah pembayaran subsidi harus cepat dan tepat agar mekanismenya tidak membuat perbankan ragu-ragu masuk," kata Darmin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×