kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Risiko likuiditas masih menjadi perhatian utama bankir ke depan


Jumat, 27 Juli 2018 / 15:20 WIB
Risiko likuiditas masih menjadi perhatian utama bankir ke depan
ILUSTRASI. Petugas Menghitung Uang Rupiah Dengan Mesin Penghitung Uang


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Risiko likuiditas masih menjadi perhatian utama bankir ke depan. 

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, risiko likuditas akan menjadi perhatian bank dalam jangka panjang. "Pada 2019 berbagai risiko terutama likuditas harus menjadi perhatian bank," kata Jahja kepada kontan.co.id, Rabu sore (26/7).

Likuditas menjadi hal penting, karena jika likuditas terganggu maka penyaluran kredit bank juga akan tidak lancar. Hal ini karena likuditas merupakan sumber dana dari pembiayaan bank.

Jahja mencontohkan, saat ini di industri perbankan, jumlah kredit yang belum ditarik atau undisbursed loan masih cukup tinggi. Padahal kredit yang belum ditarik ini oleh debitur sewaktu waktu bisa ditarik.

Jika bank tidak mempunyai likuditas yang cukup maka ini akan menjadi risiko tersendiri. Oleh sebab itu, bank terus berupaya menjaga kondisi likuiditasnya dari waktu ke waktu.

Rasio likuiditas bank bisa dihitung dengan metode loan to financing ratio atau LFR. BI menetapkan range untuk LFR yaitu 80%-92%. BCA mencatat rasio LFR sampai Juni 2018 sebesar 77%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×