kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Risiko likuiditas masih menjadi perhatian utama bankir ke depan


Jumat, 27 Juli 2018 / 15:20 WIB
Risiko likuiditas masih menjadi perhatian utama bankir ke depan
ILUSTRASI. Petugas Menghitung Uang Rupiah Dengan Mesin Penghitung Uang


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Risiko likuiditas masih menjadi perhatian utama bankir ke depan. 

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, risiko likuditas akan menjadi perhatian bank dalam jangka panjang. "Pada 2019 berbagai risiko terutama likuditas harus menjadi perhatian bank," kata Jahja kepada kontan.co.id, Rabu sore (26/7).

Likuditas menjadi hal penting, karena jika likuditas terganggu maka penyaluran kredit bank juga akan tidak lancar. Hal ini karena likuditas merupakan sumber dana dari pembiayaan bank.

Jahja mencontohkan, saat ini di industri perbankan, jumlah kredit yang belum ditarik atau undisbursed loan masih cukup tinggi. Padahal kredit yang belum ditarik ini oleh debitur sewaktu waktu bisa ditarik.

Jika bank tidak mempunyai likuditas yang cukup maka ini akan menjadi risiko tersendiri. Oleh sebab itu, bank terus berupaya menjaga kondisi likuiditasnya dari waktu ke waktu.

Rasio likuiditas bank bisa dihitung dengan metode loan to financing ratio atau LFR. BI menetapkan range untuk LFR yaitu 80%-92%. BCA mencatat rasio LFR sampai Juni 2018 sebesar 77%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×