Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Ruisa Khoiriyah
JAKARTA. Nilai tukar mata uang Garuda rupiah tercatat mengalami penguatan sebesar 3,8% selama tahun 2010. Rata-rata nilai tukar rupiah mencapai Rp 9.081 per dolar AS. Bank Indonesia (BI) membeberkan dalam Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2011 yang dirilis kemarin malam, otoritas moneter menempuh langkah penstabilan nilai tukar melalui intervensi valas dan akumulasi cadangan devisa.
"Hal ini mendorong ekspektasi positif terhadap perekonomian domestik. Secara relatif, penguatan rupiah juga masih lebih rendah dibandingkan dengan apresiasi nilai tukar mata uang negara lain di kawasan. Maka itu, daya saing kita masih cukup kompetitif," tulis BI dalam laporan yang dikutip KONTAN, Kamis (6/1).
BI juga mencatat, rupiah masih menawarkan imbal hasil investasi yang cukup tinggi. Ini yang menjadi faktor penting pendorong masuknya modal asing. "Indikator imbal hasil rupiah ini tecermin dari selisih suku bunga dalam negeri dan luar neger atau uncovered interest parity (UIP). UIP rupiah tetap berada dalam level tinggi di kawasan regional Asia," tulis BI.
Daya tarik investasi rupiah semakin menarik bila memperhitungkan premi risiko yang terus membaik. "Ini yang tecermin dari tren indikator covered interest parity (CIP) yang terus naik selama tahun 2010," jelas bank sentral.
Tak heran, dana asing yang menyerbu pasar keuangan domestik semakin membanjir. Langkah intervensi BI menahan penguatan rupiah dengan memborong valas di pasar pun menggelembungkan nilai cadangan devisa. Per akhir Desember 2010, nilai cadangan devisa RI mencapai US$ 96,2 miliar atau setara dengan 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News