kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -21.000   -1,08%
  • USD/IDR 16.319   9,00   0,06%
  • IDX 7.792   185,77   2,44%
  • KOMPAS100 1.105   23,32   2,16%
  • LQ45 823   23,67   2,96%
  • ISSI 258   4,00   1,58%
  • IDX30 426   12,56   3,04%
  • IDXHIDIV20 488   14,77   3,12%
  • IDX80 123   2,78   2,31%
  • IDXV30 127   1,15   0,91%
  • IDXQ30 137   4,21   3,18%

Pendapatan Bunga Bersih Perbankan Tumbuh Melambat di Semester I 2025


Selasa, 12 Agustus 2025 / 17:12 WIB
Pendapatan Bunga Bersih Perbankan Tumbuh Melambat di Semester I 2025
ILUSTRASI. Teller menghitung uang di kantor cabang Bank Mandiri, Jakarta, Senin (11/8/2025). Kinerja perbankan tanah air masih terhambat oleh pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh melambat. Hal tersebut tercermin dari kinerja sejumlah bank sepanjang kuartal I 2025 yang labanya tumbuh mini. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perbankan tanah air masih terhambat oleh pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh melambat. Hal tersebut tercermin dari kinerja sejumlah bank sepanjang kuartal I 2025 yang labanya tumbuh mini.

Ambil contoh PT Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang hanya mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih di Juni 2025 sekitar 2,80% YoY menjadi Rp 73,27 triliun. Adapun secara kuartalan pendapatan bunga bersihnya hanya tumbuh 4,4%. Sedangkan secara tahunan di semester I-2025 minus 11,5% mencapai Rp 26,27 triliun.

Di sisi lain, pertumbuhan pendapatan bunga bersih PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) di Juni 2025 bahkan minus sekitar 2,90% mencapai Rp 10,60 triliun. Padahal di 2024 lalu pendapatan bunga bersihnya mencapai Rp 11,04 triliun artinya, secara kuartalan NII nya juga minus 3,94%. Pada semester I-2025, laba bersih BNI juga tercatat minus 5,58% menjadi Rp 10,09 triliun.

Baca Juga: Pendapatan Bunga Bersih Tumbuh, Laba Bersih Bank Digital Melejit di Semester I 2025

Sementara PT Bank Central Asia (BBCA) secara kuartalan NII nya tumbuh mini 1,6%. Walau demikian secara tahunan atau year on year (yoy) NII nya tumbuh 7% mencapai Rp 42,5 triliun.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, BCA senantiasa mengoptimalkan pendapatan dari segala lini bisnis.

"BCA berkomitmen mendorong penyaluran kredit berbagai sektor, serta memperkuat plaform perbankan transaksi," ungkap Hera kepada kontan.co.id, Senin (11/8/2025).

Pada semester I-2025 pertumbuhan kredit BCA pada capai 12,9% yoy menjadi Rp 959 triliun. Adapun laba bersih BCA pada semester I tahun 2025 mencapai Rp 29 triliun, tumbuh 8%. 

Terkait dengan prospek ke depan, BCA berharap tren positif ini dapat berlanjut hingga akhir tahun.

"BCA akan terus memantau perkembangan pasar dan ekonomi, serta menyesuaikan strategi untuk menjaga pertumbuhan yang stabil," katanya.

Baca Juga: Kredit Lesu, Bank Andalkan Pendapatan Non Bunga

Pendapatan bunga bersih PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) juga terlihat turun di Juni 2025. Dimana pertumbuhannya tercatat minus 0,47% yoy menjadi Rp 6,62 triliun. Pada semester I-2025 ini labanya juga hanya tumbuh mini 1,47% menjadi Rp 3,45 triliun.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan membenarkan, bahwa NII relatif flat secara yoy, tetapi jika melihat secara performa industri secara keseluruhan, area ini yang challenging karena masih mahalnya Cost of Fund dan pertumbuhan kredit yang melandai secara keseluruhan.

"Di Bank CIMB, pendapatan bunga bersih di bentuk dari terlihatnya CoF yang sudah mulai turun dan kredit yang masih tumbuh, dan terutama dari kredit dengan imbal hasil tinggi seperti Kredit Kendaraan Bermotor yang masih tumbuh di sekitar 25%," kata Lani

Ke depan pihaknya terus berusaha mengontrol CoF supaya tidak naik melalui CASA ratio dana murah. Sedangkan untuk lebih masuk ke kredit dengan margin tinggi, menurutnya bank juga harus berhati-hati karena daya beli masyarakat turun.

Sementara itu PT Bank OCBC NISP mencatatkan pendapatan bunga bersih yang stagnan secara kuartalan. Semester I-2025 lalu, NII-nya hanya tumbuh 4% mencapai Rp 5,46 triliun.

Hartati, Direktur OCBC mengatakan, pendapatan bunga bersih dipengaruhi terutama oleh permintaan kredit dan tingkat suku bunga acuan. Penyaluran kredit NISP pada semester I-2025 hanya tumbuh 2% YoY menjadi Rp 166,34 triliun

"Kedepan, kami berharap permintaan kredit akan membaik dan penyesuaian cost of fund dapat dilakukan secara bertahap," ungkap Hartati.

Menurutnya, saat ini fokus perusahaan adalah mengakselerasi pertumbuhan CASA. Di sisi lain, pihaknya juga terus mendorong penyaluran kredit yang berkelanjutan dengan selalu menerapkan prinsip kehati-hatian.Adapun Senior

Baca Juga: Kredit Menganggur Tak Kunjung Surut, Pendapatan Bunga Bisa Tertekan

Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, penyebab pendapatan bunga bersih masih tumbuh terbatas dapat disebabkan faktor seperti melambatnya pertumbuhan kredit dan kenaikan biaya dana.

"Tren kedepannya bila relaksasi BI rate terus berlanjut maka akan mengurangi tekanan biaya dana sehingga potensi pendapatan bunga bersih dapat kembali naik," ungkap Trioksa.

Ia pun menyarankan agar perbankan dapat memperkuat CASA dan mengelola biaya dana dengan baik dan efisien, selektif dalam ekspansi kredit, melakukan efisiensi operasional dan bank dapat mengoptimalkan pendapatan bon bunga.

Selanjutnya: Timnas Voli Putri Indonesia di Ujung Tanduk di FIVB U21 World Championship

Menarik Dibaca: Ini 5 Manfaat Kas Kecil bagi Kelancaran Keuangan Usaha, yuk Simak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×