Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
Dengan aksi korporasi ini, jumlah lembar saham perseroan yang beredar akan meningkat secara proporsional. Sedangkan nilai nominal dan nilai pasar dari setiap lembar saham akan menyesuaikan secara proporsional.
Lebih lanjut Royke juga menuturkan, bahwa program transformasi juga terus berjalan. Pihaknya terus melakukan penguatan fundamental. Terlihat dari penguatan modal, pergeseran portofolio ke nasabah-nasabah yang blue chip, dan kualitas aset yang terus membaik dari penurunan rasio NPL dan cost of credit serta profitabilitas yang tumbuh.
Progres ini disebut Royke akan memastikan perusahaan terus dapat membukukan ROE yang berkelanjutan ke depan.
Di Juni 2023 ROE BNI sebesar 15,3%, di tahun 2025 perseroan memiliki mid term target ROE mencapai 18% sehingga PBV berpotensi untuk terus meningkat ke depannya.
Saat ini konsensus analis di pasar modal juga menargetkan value saham BNI di kisaran Rp 11.300 per lembar setara dengan market cap Rp 212,5 triliun atau tumbuh 20% dari market cap BNI saat ini yang sebesar Rp 176,7 triliun.
Dengan outlook BNI yang positif ini, perseroan berkomitmen untuk meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
"Melalui langkah stock split ini, perseroan juga berharap demand dan saham akan terus meningkat seiring dengan basis investor yang semakin luas. Sehingga perdagangan saham perseroan di bursa efek menjadi lebih aktif, kami tentunya berkomitmen terus membukukan kinerja keuangan yang terus meningkat dan terus berkelanjutan dalam jangka panjang," tandas Royke.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News