kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Sah! RUPSLB Bank BNI Setujui Stock Split Saham BBNI dengan Rasio 1:2


Selasa, 19 September 2023 / 17:49 WIB
Sah! RUPSLB Bank BNI Setujui Stock Split Saham BBNI dengan Rasio 1:2
ILUSTRASI. Menara BNI Pejompongan, Jakarta Pusat.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pemegang saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyetujui aksi korporasi berupa pelaksanaan pemecahan saham beredar atau stock split dengan rasio 1:2.

Keputusan tersebut, diambil oleh pemegang saham dalam gelaran Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2023 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI 

Dengan keputusan tersebut, nilai nominal per Saham Seri A Dwiwarna dan Seri B berubah dari sebesar Rp 7.500 menjadi Rp 3.750 dengan ketentuan, 1 saham Seri A Dwiwarna tetap dipertahankan sebagai saham Seri A Dwiwarna milik Negara Republik Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp 3.750.

Selain itu, 1 saham Seri A Dwiwarna menjadi 1 saham Seri B milik Negara Republik Indonesia; dengan nominal sebesar Rp 3.750 per saham. Sedangkan nilai nominal per Saham Seri C dari Rp 375 menjadi Rp 187,5.

Baca Juga: POJK Tata Kelola Bank Keluar, OJK Bisa Berwenang Membatasi Dividen Bank

Sehubungan dengan pemecahan saham perseroan, maka RUPS-LB juga menyetujui perubahan Pasal 4 ayat (1) dan (2) Anggaran Dasar terkait dengan nilai nominal per saham. 

Selanjutnya, RUPSLB menyetujui untuk memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan, dengan hak substitusi, untuk melakukan segala dan setiap tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan pemecahan saham perseroan.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, aksi korporasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan minat investor ritel untuk berinvestasi pada saham perseroan berkode BBNI, sekaligus memberikan dorongan positif pada perkembangan pasar modal di Tanah Air.

"Dengan rasio tersebut, basis investor dapat lebih diperluas seiring dengan harga saham perseroan yang lebih terjangkau terutama bagi investor perorangan atau ritel. Langkah ini diharapkan berdampak positif pada aktivitas perdagangan di Bursa Efek, sehingga mendorong likuiditas saham perseroan," kata Royke dalam konferensi pers RUPSLB Tahun 2023 BNI, Selasa (19/9).

Selain itu, Royke menjelaskan latar belakang dari adanya stock split ini bahwa, perseroan juga ingin terus berpartisipasi mendorong agar pasar modal tanah air lebih atraktif, lebih likuid. Jadi melalui aksi korporasi ini, perseroan dapat memberikan kesempatan lebih luas lagi kepada investor ritel untuk dapat berinvestasi di saham BBNI.

"BBNI juga memandang, bahwa Price to Book Value (PBV) kami masih di kisaran 1,2 kali sehingga kami yakin ini akan atraktif dibandingkan dengan perbankan lain yang PBV nya sudah di atas 2 kali, dan juga PBV BNI saat ini masih dibawah rata-rata 10 tahun terakhir yang mencapai 1,4 kali sehingga dapat dikatakan saham BNI under value," tambahnya.

Baca Juga: OJK Terbitkan Peraturan Perkuat Tata Kelola Bank Umum, Berikut Poin Pentingnya

Adapun dalam tiga tahun terakhir, saham perseroan telah mendapat respons positif dari para investor. Harga saham perseroan pada penutupan perdagangan tanggal 31 Agustus 2023 tercatat di level Rp 9.175 per lembar, meningkat sebesar 79,9% dari posisi yang sama tiga tahun sebelumnya.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau secara year-on-year (YoY), harga saham perseroan meningkat sebesar 7,6%. Peningkatan ini lebih baik dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami penurunan sebesar 3,1% YoY, dan Indeks LQ-45 yang juga melemah 5,9% YoY per tanggal 31 Agustus 2023.

Dari segi volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia, selama periode Januari hingga Agustus 2023 atau secara year-to-date (YtD), saham perseroan memiliki rata-rata volume transaksi harian sebesar Rp 256 miliar.

"Aksi korporasi tersebut tidak mempengaruhi kecukupan modal dan kinerja keuangan perseroan. Stock split juga tidak akan menyebabkan dilusi atau penurunan jumlah kepemilikan saham oleh pemegang saham perseroan," ujar Royke.

Dengan aksi korporasi ini, jumlah lembar saham perseroan yang beredar akan meningkat secara proporsional. Sedangkan nilai nominal dan nilai pasar dari setiap lembar saham akan menyesuaikan secara proporsional.

Lebih lanjut Royke juga menuturkan, bahwa program transformasi juga terus berjalan. Pihaknya terus melakukan penguatan fundamental. Terlihat dari penguatan modal, pergeseran portofolio ke nasabah-nasabah yang blue chip, dan kualitas aset yang terus membaik dari penurunan rasio NPL dan cost of credit serta profitabilitas yang tumbuh.

Progres ini disebut Royke akan memastikan perusahaan terus dapat membukukan ROE yang berkelanjutan ke depan.

Di Juni 2023  ROE BNI sebesar 15,3%, di tahun 2025 perseroan memiliki mid term target ROE mencapai 18% sehingga PBV berpotensi untuk terus meningkat ke depannya.

Saat ini konsensus analis di pasar modal juga menargetkan value saham BNI di kisaran Rp 11.300 per lembar setara dengan market cap Rp 212,5 triliun atau tumbuh 20% dari market cap BNI saat ini yang sebesar Rp 176,7 triliun.

Dengan outlook BNI yang positif ini, perseroan berkomitmen untuk meningkatkan  nilai investasi yang unggul bagi investor.

"Melalui langkah stock split ini, perseroan juga berharap demand dan saham akan terus meningkat seiring dengan basis investor yang semakin luas. Sehingga perdagangan saham perseroan di bursa efek menjadi lebih aktif, kami tentunya berkomitmen terus membukukan kinerja keuangan yang terus meningkat dan terus berkelanjutan dalam jangka panjang," tandas Royke.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×